REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12 triliun pada kuartal tiga 2019. Angka ini tumbuh 4,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan pencapaian laba ini didorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih menjadi Rp 26,9 triliun dan non interest income atau fee based income (FBI) sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 13 persen.
"Pendapatan fee ditopang pertumbuhan recurring fee sebesar 17,1 persen (yoy) menjadi Rp 7,9 triliun," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BNI 46, Jakarta, Rabu (23/10).
Menurutnya kenaikan fee based incomed didorong oleh kontribusi fee dari segmen business banking antara lain fee dari trade finance tunbuh 9,4 persen dan fee sindikasi tumbuh 81,6 persen.
"Sumber fee dari bisnis konsumer berasal fee pengelolaan kartu kredit tumbuh 57,5 persen dan fee transaksi melalui ATM tumbuh 16,5 persen," ucap dia.
Dari sisi aset, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) membaik menjadi 1,8 persen pada kuartal tiga 2019 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar dua persen. Credit cost juga menunjukkan perbaikan turun dari 1,4 persen pada kuartal tiga 2018 menjadi 1,3 persen pada kuartal tiga 2019.
Sementara coverage ratio meningkat dari 152 persen pada kuartal tiga 2018 menjadi 159 persen pada kuartal tiga 2019.