REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saat ini, sejumlah lembaga berkantor di Grand Mosque, Kuwait. Adalah Kementerian Awqaf dan Hubungan Keislaman Kuwait yang menginisiasi berdirinya lembaga-lembaga tersebut.
Lembaga yang pertama kali dibuka adalah Western Perception of Islam Centre (WPIC) pada 2006. WPIC bertujuan menghilangkan kesalahpahaman sebagian masyarakat non-Muslim tentang Islam.
Visi WPIC ini didukung oleh majalah Al-Waei Al-Islami yang berkantor di menara Grand Mosque. Lebih dari 20 tahun, majalah bulanan berbahasa Arab ini menyebarkan informasi yang bertujuan mengurangi kesalahpahaman terhadap Islam. Mereka bertekad memperkenalkan Islam yang moderat.
Selain WPIC, kementerian tersebut juga membentuk Pusat Kesenian Islam dan Kaligrafi Arab;Pusat Komunitas Barirah, Pekerja Domestik, dan Penduduk Asing; serta Pusat Riset dan Dokumentasi Kebudayaan.
Ada pula Pusat Pertukaran Pelajar Asing yang kerap memberikan beasiswa kepada pelajar dan mualaf. Selain itu, terdapat pusat bermain anak-anak. Di tempat ini, anak-anak bisa bermain setelah mengunjungi Grand Mosque di bawah panduan guru-guru yang ditugaskan masjid.
Ke depan, Grand Mosque diharapkan dapat menjadi kompleks kebudayaan Kuwait. Untuk itu, pengelola masjid berencana membuat kursus-kursus gratis, acara-acara gratis, pemandu tur gratis, dan aktivitas gratis lainnya. Mereka pun akan melengkapi diri dengan staf-staf yang mampu berbicara dalam banyak bahasa, yaitu bahasa Arab, Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, Mandarin, Tagalog, dan Rusia.