Selasa 29 Oct 2019 06:58 WIB

KKP Bakal Tekan Impor Garam

Kualitas garam petambak lokal tak kalah dengan garam impor.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nora Azizah
Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan bahwa kualitas garam petambak lokal tak kalah dengan kualitas garam impor. Untuk itu pihaknya berkomitmen bakal menekan impor garam dengan meningkatkan kapasitas jumlah produksi garam lokal.

"Yang (garam) impor banyak juga yang kasar-kasar bentuknya, masih bagusan garam lokal kita. Kita coba komunikasikan agar impornya bisa ditekan," kata Edhy usai berdialog dengan sejumlah nelayan, di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10).

Baca Juga

Dia memprediksi produksi garam pada tahun ini mencapai 2,3 juta ton sedangkan kebutuhan garam nasilnal diproyeksi menyentuh 4,2 juta ton. Edhy mengaku bakal berkoordinasi lebih intens ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mencari kemungkinan impor garam ditekan.

Mengacu catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, total produksi garam nasional pada 2019 diperkirakan menurun sebesar 14,4 persen menjadi 2,3 juta ton. Padahal, produksi garam pada 2017-2018 meningkat masing-masing sebesar 561,3 persen atau 1,1 juta ton dan 144,7 persen atau 2,7 juta ton.

Penurunan terbesar produksi garam nasional terjadi pada 2016, yaitu mencapai 93,23 persen dari 2,5 juta ton menjadi 168 ribu ton. Sedangkan kebutuhan garam setiap tahun selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pertumbuhan industri.

Pada 2019 kebutuhan garam nasional diproyeksi meningkat menjadi 4,2 juta ton. Untuk itu pemerintah pun mengalokasikan impor garam pada 2019 naik 0,2 persen atau menjadi 2,72 juta ton dibandingkan 2018 yang hanya 2,71 juta ton. Kenaikan tertinggi impor garam tercatat terjadi pada 2017, yaitu sebesar 2,1 juta ton menjadi 2,6 juta ton.

Lebih lanjut dia membeberkan bahwa stabilitas harga garam petambak lokal juga akan menjadi fokus perhatiannya. Harga garam rakyat yang kerap fluktuatif tersebut bakal diupayakan stabil seiring dengan target penambahan produksi.

"Kita akui saja, harga garam lokal kadang Rp 700, kadang Rp 300, sampai anjlok-anjlok sekali. Kita akan jaga nanti stabilitas harganya," ungkap Edhy.

Di sisi lain dia menyarankan agar para petambak mau merambah sektor tambak ikan dan rumput laut. Sehingga diharapkan pendapatan petambak dapat lebih meluas dan besar dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement