Rabu 30 Oct 2019 11:47 WIB

Ifan Seventeen Ceritakan Masa-Masa Down Pascatsunami

Sirene ambulans mengingatkan Ifan Seventeen akan bencana tsunami.

Rep: Umi Soliha/ Red: Reiny Dwinanda
Ifan Seventeen (tengah) bersama kru dan pemain dokudrama 'Kemarin' saat peluncuran teaser dan poster film di Jakarta Selatan, Selasa (29/10).
Foto: Republika/Umi Soliha
Ifan Seventeen (tengah) bersama kru dan pemain dokudrama 'Kemarin' saat peluncuran teaser dan poster film di Jakarta Selatan, Selasa (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vokalis band Seventeen, Riefian "Ifan" Fajarsyah mengaku trauma setelah musibah tsunami datang merenggut nyawa orang-orang terdekatnya. Ia kehilangan tiga teman ngeband, manajer, dan istrinya saat gelombang tsunami menerjang lokasi gathering PLN yang menjadi tempat manggung Seventeen pada akhir Desember 2018.

"Tiga bulan sampai enam bulan itu masa-masa aku down banget," ujar Ifan usai peluncuran teaser dan poster dokudrama Kemarin di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Rasa sedih langsung menyergapnya begitu bertemu anak-anak personel Seventeen. Ia juga tak kuasa menahan haru saat lewat tempat yang pernah dikunjunginya bersama almarhumah istrinya, Dylan Sahara.

"Aku langsung sedih banget," ungkap Ifan yang menikah dengan Dylan pada 2016.

photo
Personil Band Seventeen

Bahkan, Ifan mengungkapkan, ia juga tak bisa mendengar ambulans. Sirene ambulans langsung mengingatkannya akan musibah tsunami. Apalagi, saat kejadian, setiap lima menit sekali ia mendengar suara ambulans.

"Aku selalu berusaha buat kuat, tapi kalau denger suara ambulans itu aku merinding dan itu reaksi badan yang enggak bisa aku tolak," ujar penyanyi berusia 36 tahun itu.

Kesedihan Ifan semakin mendalam, saat mendengar lagu "Masih Harus di Sini" yang sangat menggambarkan kejadian traumatis tersebut. Ironisnya, ia mengatakan, masyarakat terkadang sengaja memutarkan lagu itu saat mengetahui ada dirinya.

"Aku suka sebel kerena lagu itu sebenarnya membawa kesedihan, tapi kadang orang iseng muterin lagu itu. Pasti secara emosional aku akan tenggelam lagi," tutur Ifan.

Mendengar banyak orang yang mengaitkan lagu "Masih Harus di Sini" dengan hal di luar nalar, Ifan menampik anggapan tersebut. Ia menjelaskan bahwa lirik yang ditulis Herman itu bukanlah sesuatu yang magis.

photo
Kru dan Pemain film 'Kemarin' saat peluncuran teaser dan poster film di Jakarta Selatan, Selasa (29/10).

Menurut Ifan, Herman selama hidupnya adalah sosok yang sensitif. Ia mengatakan, Herman bisa merasakan hal-hal yang belum orang lain rasakan.

Bersama Mahakarya Pictures dan Mahaka Radio Integra, Ifan kini tengah menggarap film dokumenter yang berjudul Kemarin. Film itu berkisah tentang kehidupan band Seventeen dari awal karier sampai kejadian tsunami yang menewaskan hampir seluruh personel band asal Yogyakarta tersebut.

Saat kisah bandnya difilmkan, Ifan mengatakan, sulit memercayai bahwa teman-temannya itu sudah tidak ada.

"Waktu pembuatan film, lihat footage-footage-nya sedih kenapa mereka enggak main bareng sih. Kok anak anak enggak ada ya, seharusnya di sini," ungkapnya.

Ifan lantas menceritakan momen preview film Kemarin. Semua kru dan keluarga korban tidak bisa menahan air mata. Tak hanya merasakan kesedihan, Ifan juga merasakan hal yang mengerikan.

"Kalau gue mimpi aja, misalnya jatuh atau kena tsunami. Itu mimpinya aja, enggak sampai kehilangan istri dan teman-teman. Tapi kejadian itu lebih dari itu, jadi ngeri banget,"ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement