REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 sebesar lima persen. Ekonomi yang lebih rendah disebabkan oleh minimnya sentimen pendorong.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tidak banyak faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Pada kuartal II 2019 ada faktor bulan Ramadhan dan Lebaran yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena konsumsi yang naik.
"Kuartal II 2019 (pertumbuhan) 5,05 persen, kuartal I (tumbuh) 5,07 persen, sekarang lima (persen) pas," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/11).
Menurutnya nilai ekspor yang masih melemah berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019. Neraca perdagangan pada Januari-September 2019 tercatat sebesar 1,95 miliar dolar AS.
Hal ini disebabkan oleh nilai impor yang mencapai 126 miliar dolar AS, sedangkan untuk ekspor hanya 124,1 miliar dolar AS. "Pengaruh global dari performa ekspor masih melemah. Sebenarnya, kalau performa eksternal ratenya masih lumayan, masih bisa ngangkatlah," ucapnya.
Ke depan, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen hingga akhir tahun ini. “Kami tadinya 5,06 persen. Kalau besok keluar 5 persen, memang pas sih sampai 5,06 persen, tapi mungkin masih di bawah forecast 5,06 persen," ucapnya.