Selasa 05 Nov 2019 20:00 WIB

Ribat, Benteng Pertahanan di Susa

Ribat merupakan bangunan besar seperti benteng di Susa.

Ribat di Susa, Tunisia.
Foto: Wikipedia
Ribat di Susa, Tunisia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Susa (Sousse), di manakah ia berada? Ini adalah kota di pantai laut Mediterania, Tunisia. Pada zaman Byzantine, kota ini dikenal dengan nama Justianapolis, sebagai penghormatan kepada Justinian yang membangunnya kembali setelah dihancurkan oleh kaum Vandal. 

Nah, di tengah Kota Susa ini terdapat bangunan besar yang disebut ribat, sebuah benteng pertahanan yang menyatu dengan masjid. Ribat ini didirikan pada masa pemerintahan Dinasti Aghlabiyah pada 851 M. Seiring dengan rencana penyerangan dan penaklukan Sisilia, saat itu Susa dijadikan pelabuhan utama dan pangkalan militer. Nah, pembangunan ribat berkaitan erat dengan posisi strategis Susa sebagai pangkalan militer tersebut. 

Menurut Andrew Peterson dalam Dictionary of Architecture, ribat merupakan tradisi yang timbul pada masa-masa awal perkembangan Islam di Afrika Utara. Selain sebagai pangkalan militer dan masjid, ribat juga berfungsi sebagai tempat tinggal. 

Ribat di Susa hanya berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai Mediterania atau 140 km arah selatan Tunis, Ibu Kota Tunisia. Posisinya pun cukup dekat dengan Masjid Agung Susa. Bangunan ini didirikan oleh Sultan Zidayatullah, salah satu penguasa Dinasti Aghlabiyah. Aghlabiyah merupakan dinasti kecil yang muncul pada masa Abbasiyah. Penguasanya berasal dari keluarga Bani al-Aghlab. 

Yulianto Sumalyo dalam buku Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim menulis, arsitektur ribat di Susa merupakan gabungan antara model tangsi tentara Romawi dan bangunan bertipe hypostyle. Dinding keliling segi empat sangat tebal menyatu dengan barak dan ruang-ruang lain. Ini dibuat semata-mata demi keperluan pertahanan. 

 

sumber : Islam Digest Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement