REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti asal Rusia Maxim Grigoriev menuding Amerika Serikat melanggar hukum internasional karena mengambil minyak dari Suriah secara ilegal dengan mengirimkan pasukan untuk mengamankan ladang minyak di Suriah.
“Ada ladang-ladang minyak di Suriah yang dikuasai oleh Amerika Serikat dan beberapa perusahaan AS yang tak teridentifikasi mengambil minyak secara ilegal dari tanah Suriah dan mengekspornya, lalu mendapatkan uang. Ini adalah perampokan dan melanggar hukum internasional,” kata Presiden Yayasan untuk Studi Demokrasi Rusia (Foundation for the Study of Democracy Rusia),Maxim Grigoriev, saat diwawancara usai mengisi seminar bertajuk "Russia’s View of Modern Geopolitics in the Middle East" di Jakarta, Selasa (5/11).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AS mengerahkan pasukan militer ke ladang minyak Suriah pascakematian pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi beberapa waktu yang lalu. Pada akhir Oktober lalu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan AS akan mengirim kendaraan-kendaraan lapis baja dan tentara ke ladang-ladang minyak Suriah guna melindunginya agar tidak jatuh ke tangan para militan ISIS.
Namun, Rusia mengatakan AS tak memiliki mandat berdasarkan hukum internasional dan menuding AS mengambil minyak mentah di ladang-ladang Suriah tersebut. Maxim Grigoriev beberapa kali menyebut ada perusahaan swasta AS yang tak dikenal yang mendapatkan untung dari aktivitas yang dianggap ilegal itu. Dia juga mengatakan hal itu juga berdampak buruk pada wajah AS di dunia internasional.
“Tentunya AS mendapatkan untung, terutama perusahaan-perusahaan swasta yang tak dikenal. Tapi, menurut saya ini sangat buruk untuk citra (image)Amerika karena mereka mencuri minyak Suriah dan sekarang semua orang di dunia dapat mengatakan AS hanya berada di sana untuk mencuri minyak,” ujarnya.
Seminar bertajuk "Pandangan Rusia terhadap Geopolitik Modern di Timur Tengah" (Russia’s View of Modern Geopolitics in the Middle East)digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Bengkel Diplomasi FPCI di Jakarta dan menghadirkan Maxim Grigoriev sebagai pembicara. Dalam paparannya, Maxim membahas hasil penelitiannya tentang keterlibatan organisasi The White Helmets dengan kelompok militan di Suriah.
Paparan tersebut juga pernah diangkat oleh Maxim dalam pengarahan tentang kemanusiaan di PBB. Turut hadir dalam acara seminar di Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.