REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk menilai saat ini para nasabah lebih menyukai bertransaksi bank melalui layanan internet ketimbang datang ke kantor cabang. Saat ini transaksi melalui ATM hanya 23 persen dan hanya 1,8 persen para nasabah yang masih bertransaksi mendatangi kantor cabang.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja mengatakan akselerasi teknologi terus berkembang secara luas terhadap bisnis perusahaan. Selama 12 tahun perusahaan berupaya melakukan transformasi digital seperti transaksi mobile dan internet banking.
“Sekarang ini transaksi mobile dan internet banking melonjak 75 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta Rabu (6/11) malam.
Menurutnya transaksi mobile dan internet banking terus mendominasi dengan munculnya teknologi khususnya dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Bahkan Jahja memperkirakan akan muncul revolusi transaksi yang dipicu oleh teknologi.
Hal ini sudah terlihat dari kemunculan standarisasi QR Code Indonesia (QRIS). "Gambaran ke depan bisa seperti di China di mana pengemis bisa datang bukan dengan topi tetapi dengan gadget. Itu akan terjadi paling drastis," ucapnya.
Jika melisik beberapa tahun terakhir, Jahja mencatat sebanyak 71 persen nasabah yang bertansaksi di bank dan 17 persen di cabang dan sisanya internet. “Kalau dilihat dari sisi value of transaction di cabang 56 persen, sekarang 50 persen jadi ternyata Indonesia masih dibutuhkan eksistensi cabang terutama handling uang tunai, kliring cek dan lain-lain,” jelasnya
Kendati demikian, menurutnya jika perbankan ingin memasuki serba digital maka butuh pengenalan terhadap brand bank itu sendiri dan peningkatan manpower. “Tidak hanya butuh investasi saja dan tidak mudah mendapat orang-orang terbaik karena manpower merupakan perebutan, bukan hanya dalam negeri tapi luar negeri. Kalau ada kandidat terbaik pasti diincar," ucapnya.