REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) terintegrasi Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) akan beroperasi penuh pada 2021. Saat ini, proyel tersebut tengah diuji coba.
"Sebenarnya kita masih targetin 2021 bulan Juni-Juli selesai," ujar Luhut saat pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang kuningan proyek LRT di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/11).
Luhut menyampaikan saat ini PT Adhi Karya dan PT Kereta Api Indonesia sudah mulai melakukan proses uji coba. Hasil uji coba nantinya untuk memastikan proyek ini bisa dapat beroperasi penuh pada 2021.
"Tes sudah jalan, tes enam bulan sampai tujuh bulan, kalau beres nggak ada masalah (operasional sesuai target)," kata Luhut.
Luhut mengaku sangat bersikeras mewujudkan proyek LRT lantaran merupakan buah karya anak lokal yang mengedepankan konten lokal. "Saya ngotot yang buat Inka di Madiun. Sampai sekarang otaknya dibuat LEN kerja sama dengan Spanyol. Kita harus bangga jadi orang Indonesia karena ini kita selalu dininabobokan dengan hanya ekspor material raw, sekarang kita sudah mulai bicara hilirasasi," ucap Luhut.
Luhut mengatakan realisasi proyek LRT memerlukan waktu panjang dan kerja yang sangat keras, terutama dalam hal pembebasan lahan. Tak terhitung, kata Luhut, jumlah rapat yang dilakukan untuk membahas soal pembebasan lahan.
"Selama dua tahun, sudah berapa kali rapat untuk pembebasan lahan," lanjut Luhut.
Luhut bersyukur proyek LRT mulai menuju tahap finalisasi. Ia menyebut LRT memiliki keunggulan dibanding MRT yang sudah terlebih dahulu hadir memanjakan warga Jakarta.
"(LRT) teknologi canggih karena sudah generasi ketiga, MRT masih generasi kedua," kata Luhut menambahkan.