Selasa 12 Nov 2019 11:30 WIB

Manuskrip Sering Dianggap Sebagai Benda Pusaka

Banyak manuskrip dalam kondisi tidak terawat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Manuskrip Palembang
Foto: Dok Istimewa
Manuskrip Palembang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak manuskrip atau naskah keagamaan yang berada di tangan masyarakat dalam kondisi tidak terawat. Bahkan tidak sedikit orang yang menganggap manuskrip sebagai benda pusaka yang sakral sehingga sulit untuk diteliti dan dikaji isinya. 

Peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Zulkarnain Yani menyampaikan, manuskrip bukan sebagai pusaka tapi sebagai bahan bacaan. Manuskrip bisa dibaca untuk mengetahui informasi atau pengetahuan di masa lalu yang harus dipelajari manusia di masa sekarang.

Baca Juga

"Ya, mungkin saja (isi manuskrip itu) berguna bagi masyarakat zaman sekarang, maka para pemilik manuskrip harus bisa lebih terbuka lagi untuk memberikan akses kepada siapapun yang ingin melihat manuskrip itu," kata Zulkarnain kepada Republika saat Evaluasi Kebijakan dan Pembahasan Draf Executive Summary Penelitian Eksplorasi dan Digitalisasi Naskah Lampung di Jakarta, Senin (11/11).

Dia menegaskan bahwa manuskrip milik masyarakat tidak akan diambil oleh peneliti. Isi manuskrip itu hanya difoto untuk dibaca dan dikaji. Sehingga informasi yang terkandung di dalam manuskrip itu bisa bermanfaat bagi publik.