Rabu 13 Nov 2019 07:00 WIB

Vandoorne Akui Sulit Bandingkan F1 dan Formula E

Vandoorne tak menyangkal bahwa kecepatan mobil F1 tetap tak tertandingi.

Pembalap Formula 2 asal Indonesia, Sean Gelael (kiri) bersama Pembalap Formula E asal Belgia Stoffel Vandoorne (kanan) menjawab pertanyaan wartawan saat konfrensi pers terkait persiapan Formula E di Gedung Blok G, Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pembalap Formula 2 asal Indonesia, Sean Gelael (kiri) bersama Pembalap Formula E asal Belgia Stoffel Vandoorne (kanan) menjawab pertanyaan wartawan saat konfrensi pers terkait persiapan Formula E di Gedung Blok G, Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap profesional asal Belgia Stoffel Vandoorne mengakui kesulitan ketika harus membandingkan dua ajang balap single seater terakbar di dunia saat ini yakni Formula 1 (F1) dan Formula E. Vandoorne sebelumnya merupakan pembalap F1. Ia sempat membela tim McLaren pada ajang F1 tahun 2016-2018 dan juga menjuarai GP2 Series tahun 2015.

"Sangat sulit untuk membandingkan keduanya (F1 dan Formula E)," kata Vandoorne saat temu media di Kantor Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/11).

Setelah meninggalkan F1, Vandoorne kini beralih ke ajang Formula E bersama tim Mercedes-Benz. Terkait perbedaan antara F1 dengan Formula E, ia menjelaskan bahwa dari sisi performa, mobil yang digunakan untuk F1 jauh lebih cepat. "Performa mobil F1 sangat luar biasa," ucapnya.

Vandoorne tak menyangkal bahwa kecepatan mobil F1 tetap tak tertandingi. Jika dibandingkan dengan Formula E yang mengandalkan mobil listrik saat balapan tentu saja sangat jauh. "Di Formula E ada yang namanya manajemen baterai," ujarnya.

Selain itu, Vandoorne juga berujar bahwa dalam ajang balap Formula E, sirkuit yang akan digunakan adalah jalan raya di sebuah kota besar dan dengan teknologi yang ramah lingkungan.

Lama balapannya pun, menurut Vandoorne, sangat berbeda karena tidak dihitung berdasarkan jumlah lap, tetapi dengan durasi 50 menit ditambah 1 lap tambahan. "Kami membalap di kota-kota besar dengan teknologi ramah lingkungan. Jadi ini ajang yang bagus dan setiap orang akan menikmatinya," jelasnya.

Ketika ditanya terkait peluang tim Mercedes dalam ajang Formula E, Vandoorne mengatakan bahwa timnya telah melakukan persiapan dan menjalani beberapa tes. "Kami sudah punya persiapan yang baik saat musim dingin. Jadi yang bisa kami lakukan saat ini adalah melakukan tes dan kami tak sabar menghadapi hari balapan nanti."

Vandoorne akan mengawali awal musim keenam Formula E pertamanya yang akan digelar di Ad Diriyah, Arab Saudi, pekan depan.

Stoffel Vandoorne beserta mantan pebalap F1 lainnya seperti Felipe Massa dan Brendon Hartley masuk di antara daftar pesaing Formula E musim 2019/2020. Sebanyak 24 pembalap dari 12 tim akan bertarung untuk memperebutkan gelar juara dunia Formula E.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Formula E telah mengumumkan masuknya Sirkuit Jakarta ePrix pada seri kejuaraan ABB Formula E Championship musim 2019/2020 yang akan diselenggarakan pada Juni 2020. Kejuaraan balap dengan kendaraan elektrik single-seater ini akan diadakan di jantung ibu kota Indonesia, tepatnya di area Monumen Nasional (Monas).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement