Kamis 14 Nov 2019 04:30 WIB

Denny JA: Jokowi-Prabowo Ajak Berpolitik Secara Rileks

Denny JA melihat pembelahan politik saat Pilpres 2019 sangat keras.

Red: Teguh Firmansyah
Pasang surut hubungan Prabowo dan Jokowi.
Foto: Republika
Pasang surut hubungan Prabowo dan Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai bersatunya Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam pemerintahan secara tidak langsung mengajak seluruh kalangan agar berpolitik secara rileks. Ini tak terlepas dari pembelahan politik saat Pilpres 2019.

"Kita tahu betapa Pilpres 2019 diwarnai dengan pembelahan politik yang mungkin paling keras dalam sejarah pemilu di Indonesia," katanya di sela penyampaian hasil survei terkait turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara, serta penandatanganan kerja sama LSI Denny JA dengan SBM ITB, Rabu.

Baca Juga

Denny mengungkapkan pembelahan politik terjadi begitu kuat sehingga menyebabkan banyak komunitas terbelah, persahabatan menjadi rusak, hingga keluarga menjadi tegang.

Bahkan, data KPU menunjukkan provinsi dengan dominasi agama minoritas memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sementara provinsi yang didominasi Muslim memenangkan Prabowo-Sandiaga Uno.