REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, angka stunting di Indonesia saat ini sekitar 27,4 persen. Artinya, setiap sepuluh anak, ada tiga diantaranya mengalami stunting.
Pemerintah sendiri saat ini berupaya untuk mewujudkan generasi Indonesia yang unggul dan maju. Stunting ini, tentu dapat menghambat hal tersebut.
Ia menuturkan, stunting ini ditentukan sejak prenatal atau sebelum lahir. Untuk itu, katanya, menumbuhkan manusia yang unggul berdaya saing, harus dimulai dari prenatal.
"Karena (prenatal)menjadi faktor penentu dan itu dapat diawali melalui pendidikan sejak dari remaja," kata Muhadjir.
Selain itu, pembekalan terkait stunting terhadap calon pengantin baru juga diperlukan. Termasuk membangun keluarga sehat. Sebab, hal itu juga menjadi penentu lahirnya generasi Indonesia yang unggul dan maju.
Menurutnya, sekitar 45 persen rumah tangga di Indonesia dengan status miskin atau memiliki potensi miskin. Bahkan, dalam konteks kesehatan juga terdapat 135 juta penduduk Indonesia yang rentan menjadi miskin karena terdampak sakit.
Untuk itu, ia menegaskan, perlu upaya lebih untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. 'Aisyiyah pun, kata Muhadjir, di beberapa provinsi bekerja sama dengan Kementrian Agama.
'Aisyiyah, telah melakukan program bimbingan perkawinan bagi calon pengantin maupun remaja. Yang mana, tujuannya juga untuk mencegah perkawinan anak dan mempersiapkan keluarga yang berkualitas.
"‘Aisyiyah juga mengelola program Sekolah Keluarga Sakinah bagi pasangan yang telah berkeluarga untuk meningkatkan kapasitas pasangan dalam mewujudkan keluarga sakinah yang saling memuliakan," katanya.