REPUBLIKA.CO.ID, ALLEPO -- Laporan menunjukkan 12 warga sipil terbunuh dalam serangan di kamp di Idlib. Mereka terbunuh oleh kelompok teroris yang didukung Iran yang mendukung rezim Bashar al-Assad.
Dilansir Anadolu Agency, serangan tersebut dilakukan dari pangkalan-pangkalan di Gunung Azzan, pedesaan selatan Aleppo. Laporan dari obsevatorium oposisi Suriah juga mencatat 40 warga sipil terluka akibat serangan.
Serangan rudal menargetkan desa Kah, Idlib sehingga memaksa warga sipil di kamp dipindahkan. Tim White Helmet pun mengatakan, korban kebanyakan adalah anak-anak.
Pada malam hari, enam warga sipil tewas. Sementara beberapa warga sipil dalam serangan di desa oleh Rusia. Hingga Rabu malam, jumlah warga sipil yang terbunuh naik menjadi 18. Empat warga sipil juga dilaporkan terluka dalam serangan di Idlib. Mereka dilarikan ke Turki dari Gerbang Perbatasan Cilvegozu.
Dari total keseluruhan, White Helmets mencatat 75 korban meninggal dalam serangan di daerah perumahan zona eskalasi Idlib dalam satu bulan terakhir. Sebanyak 13 di antaranya anak-anak.
Menurut Grup Koordinasi Respons Suriah, sebuah organisasi non-pemerintah setempat, serangan rezim Assad dan pendukungnya Rusia telah menggusur sekitar 40 ribu warga sipil pada paruh pertama November di dalam zona eskalasi Idlib.
Turki dan Rusia sepakat September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Namun, rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan sering melancarkan serangan di dalam zona tersebut.
Zona de-eskalasi saat ini menjadi rumah bagi sekitar empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir oleh pasukan rezim dari seluruh negara yang lelah perang. Suriah telah didera perang saudara yang ganas sejak awal 2011, ketika rezim menindak protes pro-demokrasi dengan kekerasan yang tak terduga. Sejak itu, PBB mencatat ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi.