Kamis 21 Nov 2019 13:06 WIB

Haedar Nashir Kenang Keilmuwan Bahtiar Effendy

Bahtiar dikenang sebagai intelektual muslim yang mumpuni.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri, Pimpinan Pusat  Muhammadiyah, Bahtiar Effendy
Foto: dokumen
Ketua Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bahtiar Effendy

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Muhammadiyah sedang berduka. Ketua Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri, Bahtiar Effendy, tutup usia di RSIJ Cempaka Putih Jakarta, Kamis (21/11) dini hari.

Bagi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Bahtiar merupakan sosok intelektual muslim yang mumpuni dan berintegritas keilmuan tinggi. Serta, merupakan ahli politik Islam yang analisisnya tajam dan terfokus.

Baca Juga

Haedar berpendapat, buku terjemahan disertasinya tentang Islam dan Negara maupun pengantarnya untuk buku Olivier Roy tentang Kegagalan Politik Islam sangat mendalam. Selain itu, sangat faktual.

"Demikian pula ketika memberi masukan-masukan tentang bagaimana Muhammadiyah menghadapi situasi politik kekinian, tajam dan bijak," kata Haedar kepada wartawan, Kamis (21/11).

Haedar menekankan, Muhammadiyah sungguh sangat merasa kehilangan atas kepergian sosok besar seperti Bahtiar Effendy. Ia mengajak masyarakat mendoakan almarhum diampuni kesalahannya dan diterima amal salehnya.

Ia turut berpesan kepada generasi muda Muhammadiyah untuk mencontoh sosok yang tidak cuma memiliki keilmuwan luas tersebut. Tapi, memiliki dan terus mengembangkan wawasannya yang luas.

"Selamat jalan, semoga ridho dan karunia Allah SWT menyertai kepergian almarhum," ujar Haedar. (Wahyu Suryana)

Cek Typo

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement