REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syair dan puisi dari Sufi asal Iran, Jalaluddin Rumi, merupakan bait-bait cinta kepada Allah SWT. Membaca karya-karyanya tak hanya menenteramkan jiwa, namun juga mengajak siapapun mendekat kepada Allah dan kebaikan.
Jalaluddin Rumi dikenal dari beragam karyanya. Salah satu masterpiece dari karyanya adalah kitab Matsnawi yang ditulis pada abad ke-13. Matsnawi sendiri terdiri dari 26 ribu bait dan dihimpun dalam enam jilid buku.
Rumi membagi tiap-tiap buku menjadi beberapa bab dengan panjang yang berbeda-beda. Di dalam buku pertama misalnya, terdapat 12 kisah atau wacana keislaman yang disuguhkan. Banyak bait tunggal dalam Matsnawi yang memiliki makna mendalam terhadap Allah SWT yang diiringi dengan tatanan bahasa yang estetis.
Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengatakan, di samping tarian dan musik, puisi juga memainkan peran sentral dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tak bisa disampaikan secara deskriptif.
Seperti puisi cinta kepada Allah SWT dari Jalaluddin Rumi berikut:
Orang lain memanggilmu cinta,
Kupanggil Kau Sang Penguasa Cinta
Oh, Kau yang lebih tinggi
Dari khayalan ini dan itu
Jangan pergi tanpaku
Cendikiawan Muslim Haidar Bagir pernah menjabarkan bahwa ketika manusia biasa berusaha menjadikan Allah sebagai tujuan akhir dalam amalan ibadahnya, maka sufi setingkat Jalaluddin Rumi justru telah berjalan bersama-sama Allah dalam setiap nafasnya. Allah adalah kekasihnya, dan ia tak mau kehilangan barang sedetik pun.
Seperti kata Rumi: "Aku milikMu, jangan kembalikan diriku kepadaku,".