REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui dua Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mendapatkan penghargaan Standar Nasional Indonesia (SNI) Award dari Badan Standarisasi Nasional. Kedua UPT tersebut yakni Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang dan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Masing-masing memperoleh peringkat perak untuk kategori Perusahaan/Organisasi Kecil Barang dan Perusahaan/Organisasi Menengah Barang sektor pangan, pertanian dan kesehatan.
"Penghargaan ini diraih karena Kementan berkomitmen melakukan pelayanan cepat dan prima. Hal ini berkat dorongan dan arahan yg terus menerus dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menegaskan bahwa pelayanan prima harus diutamakan kepada publik," kata Direktur Jenderal PKH Kementan, I Ketut Diarmita, Kamis (21/11).
Ketut menuturkan, penghargaan SNI Award 2019 yang diterima UPT BET Cipelang dan BBIB Singosari ini membuktikan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan oleh kedua UPT tersebut sudah memenuhi standar dan kaidah yang ditetapkan. Karena itu, Ketut menyampaikan apresiasi karena institusinya menunjukan kinerja dan pelayanan terbaik sehingga meraih SNI Award Perak tahun 2019.
“Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, bahwa pertanian Indonesia harus maju, mandiri, dan modern," ucapnya.
Ketut mengatakan bahwa kedua UPT ini merupakan unit yang berperan penting dalam meningkatkan populasi sapi melalui program inseminasi buatan massal dan transfer embrio dalam rangka swasembada daging. Kedua UPT Ditjen PKH tersebut telah diakui juga oleh dunia internasional.
"Hal ini dibuktikan dengan rutinnya delegasi-delegasi dari luar negeri seperti Bangladesh, Suriname, Palestina, dan beberapa negara yang berkunjung, mengikuti pelatihan, dan bahkan mengundang tim ahli Indonesia ke negaranya," ujar dia.
Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan menyebutkan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja untuk memproduksi sumber bibit. Selain itu meningkatkan produksi benih ternak unggul nasional sebagaimana visi BET Cipelang yang berperan dalam penyediaan sapi unggul sesuai dengan SNI.
“Ini sesuai moto Kami, kualitas adalah prioritas” ujar Oloan dengan bangga saat menerima penghargaan, karena ini kali kedua BET Cipelang meraih SNI Award. Sebelumnya, BET Cipelang menerima SNI Award pada tahun 2017.
Hal Senada juga disampaikan oleh Kepala BBIB Singosari, Enniek Herwijanti, bahwa BBIB Singosari memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan sektor peternakan di Indonesia. Sebagai Badan Layanan umum (BLU), BBIB mengoptimalisasikan kinerjanya dengan memproduksi semen beku berkualitas sesuai dengan SNI yang didukung oleh Laboratorium Uji Mutu Semen milik BBIB Singosari yang telah terakreditasi Sistem Mutu ISO.
"Hal ini terbukti dengan raihan SNI Award kelima yang diterima BBIB Singosari tahun ini. Sebelumnya SNI Award diterima BBIB pada tahun 2012, 2015, 2016, dan 2017. Ini sebagai jaminan terhadap kualitas produksi semen beku Kementan” pinta Enniek.
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya menegaskan BSN tidak hanya menetapkan SNI yang terkait dengan produk dan jasa saja, tetapi juga di bidang sistem manajemen, proses, dan personel, di antaranya SNI ISO 9001 sistem manajemen mutu dan SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan.
Sementara itu, Rhenald Khasali, selaku ketua tim dewan juri menyampaikan, dari tahun ke tahun peserta pelaksanaan SNI Award mengalami peningkatan. "Ini sangat baik untuk mendorong daya saing," katanya.
Untuk diketahui, SNI Award telah digelar oleh BSN sejak tahun 2005 dan merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah Republik Indonesia kepada organisasi yang dinilai telah menjalankan sistem manajemen operasional yang baik dan telah menerapkan SNI secara konsisten. Pada kesempatan ke-15 kalinya kegiatan award bergengsi ini memiliki tagline 'The National Quality Award of Indonesia'.
Pada SNI Award 2019 ini, Kementan menerima penghargaan bersama dengan 69 organisasi dan perusahaan lain. Proses penilaian SNI Award dilakukan secara ketat oleh tim juri yang diketuai pakar ekonomi dengan beranggotakan 20 orang yang ahli di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Para juri berasal dari industri, pemerintah, perguruan tinggi, maupun asosiasi.