Jumat 22 Nov 2019 10:26 WIB

Pemberitaan Negatif Diyakini tak Pengaruhi Wisata P Komodo

Wisatawan tak akan terpengaruh, kecuali ada gerakan besar boikot wisata P Komodo.

Pulau Komodo
Foto: Republika / Darmawan
Pulau Komodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya Pulau Komodo dalam daftar kawasan wisata yang tak layak dikunjungi pada 2020 versi salah satu media traveling di Amerika Serikat (AS), Fodors.com, telah menuai beragam reaksi di dalam negeri. Pemberitaan itu diyakini tak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pemberitaan media daring itu tidak akan berdampak pada kunjungan wisatawan ke NTT, kecuali ada satu gerakan besar yang ingin memboikot kawasan wisata Pulau Komodo," kata pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Kupang, NTT Fritz Fanggidae kepada Antara di Kupang, Jumat (22/11).

Baca Juga

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya pemberitaan oleh situs tentang informasi perjalanan dan wisata asal Amerika Serikat, Fodor's, yang mencantumkan Pulau Komodo dan Bali dalam daftar "No List 2020". Khusus Pulau Komodo, Fodor's Travel mengamati bahwa pulau itu mematok harga wisata yang terlalu murah sehingga patut menaikkan pajak turis demi kelestarian hewan langka Komodo.

photo
Komodo di Taman Nasional Pulau Komodo.

Menurut Fritz, penilaian soal pariwisata tidak tergantung pada situs Fodor's tersebut karena banyak wisatawan sudah lebih pintar dan bisa memilih sendiri kemana mereka akan berwisata. Fritz pun menilai bahwa refrensi soal pariwisata itu bukanlah dari media yang dibaca, tetapi lebih pada informasi pribadi yang bisa diperoleh dari media sosial atau sejenisnya.

"Informasi pariwisata kita (NTT) jauh lebih baik dari informasi yang diberikan oleh media daring asal Amerika Serikat tersebut," tutur Fritz.

Fritz menagtakan bahwa pemberitaan yang disampaikan situs daring dari AS tersebut juga merupakan bagian dari dinamika pasar yang harus dihadapi.

"Jadi tidak usah berpikir bahwa secara sistematis akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke daerah ini," tambah dia.

Sementara itu pengamat ekonomi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD), James Adam, menilai bahwa langkah yang paling tepat untuk merespons isu tersebut adalah menyiapkan spot lain di dalam kawasan Taman Nasional Komodo sebagai kawasan wisata dengan harga terjangkau. Dengan begitu, wisatawan dari berbagai latar belakang bisa berkunjung ke Taman Nasional, walaupun hanya bisa melihat alam di Labuan Bajo pada titik-titik tertentu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement