REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan maupun penumpang pengguna angkutan massal pada masa Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Langkah yang dilakukan, yakni meningkatkan koordinasi dan berbagi peran dengan sejumlah pihak.
"Kita sudah mengumpulkan para pemangku kepentingan dan kita berbagi peran, Kementerian PUPR mempersiapkan jalan, Kepolisian menyiapkan tim, kami sendiri juga menyiapkan hal yang perlu dilakukan. Insya Allah ini berjalan baik," kata Menhub Budi dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (24/11).
Sama dengan saat musim Angkutan Lebaran, Menhub menyebut Korlantas Pori akan menjadi koodinator langsung di lapangan. Budi memprediksi pada masa Angkutan Natal dan Tahun Baru tidak sepadat seperti masa Angkutan Lebaran. Menhub memprediksi kepadatan lebih banyak terjadi di tempat wisata.
"Prediksinya kalau Tahun Baru tidak sebanyak Lebaran jadi biasanya yang banyak itu di tempat wisata. Orang mau ke Bali, Jogja, itu lebih banyak daripada mereka yang pulang kampung. Jadi memang tempat-tempat tertentu sudah kita lakukan pengamanan," ujarnya.
Ia menyampaikan terkait dilakukannya penyesuaian tarif angkutan kapal penyeberangan berkisar 10-15 persen. "Kalau secara teoritis kenaikannya itu mesti 50 persen baru mereka baru bertahan tetapi pemerintah melakukan ini secara bertahap. Kita upayakan 10-15 persen karena juga untuk menolong kalau ini bisa menolong mereka (operator kapal penyeberangan) maka banyak kapal-kapal penyeberangan yang bertahan dan pelayanannya bagus," jelasnya.
Menhub menambahkan saat ini terdapat sejumlah operator kapal penyeberangan yang akan berhenti beroperasi karena tidak mampu menutupi biaya operasional.