Senin 25 Nov 2019 22:33 WIB

Ulang Tahun OPM, FKUB Keerom Papua: Tak Penting Bagi Rakyat

FKUB Keerom Papua minta masyarakat tak resah.

Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Tokoh agama Islam dari Kabupaten Keerom Papua, KH Nursalim Ar Roji, mengimbau seluruh warga yang ada di daerah itu untuk bersama-sama mewaspadai radikalisme dan separatisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

"Kepada seluruh warga di Keerom, umat Muslim dan juga non-Muslim untuk membentengi diri dan negeri ini dengan ajaran agama yang baik dan benar, sehingga tidak terpapar aliran atau paham radikalisme dan separatisme," katanya ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin (25/11).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui semua pihak, kata dia, beberapa waktu lalu ada kelompok yang diduga radikal masuk ke Kabupaten Keerom dan membuat kegaduhan hingga di pinggiran Kota Jayapura.

"Karena itu saya selaku tokoh lintas agama, juga berharap kepada pihak keamanan, TNI dan Polri untuk bersikap tegas kepada kelompok radikal atau kelompok manapun yang mempunyai ideologi bertentangan degan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, ini wajib untuk ditindak tegas," katanya.

Dengan mengambil tindakan tegas, Nursalim yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom, maka para penganut paham radikal, separatisme ataupun para kelompok yang berseberangan dengan kebijakan negara yang ingin memecah umat atau warga segera ditangkal ataupun dibasmi.

"Jika hal ini tidak segera disikapi, maka bukan tidak mungkin para penganut radikalisme, separatisme atau yang bertolak belakang dengan negara, akan memecah belah umat dan warga yang ada di Papua dan Keerom khususnya," katanya.

Menyikapi isu 1 Desember ini, KH Nursalim juga meminta masyarakat agar tidak perlu panik atau khawatir yang berlebihan, karena tentunya aparat keamanan TNI dan Polri akan bekerja sesuai dengan tupoksinya, memastikan kenyamanan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

"Saya kira isu 1 Desember tidak perlu ditanggapi berlebihan, hari itu sudah tidak penting lagi bagi masyarakat Indonesia, dimana kedaulatan NKRI sudah benar-benar harga mati dan Papua adalah Indonesia," katanya.

Apalagi, kata dia, masyarakat Papua sudah hidup berdampingan, penuh rasa kasih sayang terhadap siapapun dengan tidak memandang latar belakang, apapun orangnya, sukunya, agamanya dan budayanya.

"Jika sudah tinggal di Papua tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Jangan sampai ada kelompok tertentu yang ingin membuat kegaduhan atau gerakan tambahan, tentu harus ditindak, jangan sampai menjadikan duri dalam daging atau api dalam sekam," katanya.

 

 

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement