REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beras Bulog kualitas medium siap mengguyur toko ritel modern pada pekan kedua Desember mendatang. Distribusi beras Bulog ke toko ritel merupakan bagian dari kebijakan operasi pasar beras akhir tahun untuk mendukung stabilisasi harga.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan, beras bakal dipasarkan dalam bentuk kemasan vacum seberat lima kilogram seharga Rp 47.250, Rp 49.750, dan Rp 51.250 tergantung wilayah tempat toko ritel berada.
Harga tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras. "Beras yang dipakai adalah stok cadangan beras pemerintah (CBP). Aprindo menyatakan bersedia untuk tidak mengambil banyak keuntungan karena ini tugas negara," kata Tri usai sebuah diskusi oleh Center for Indonesia Policy Studies di Jakarta, Jumat (29/11).
Menurut dia, keuntungan yang diterima toko ritel hanya 8 persen dari harga jual eceran tertinggi. Pihaknya berharap, dengan masuknya beras medium ke toko ritel akan semakin banyak pilihan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dasar kebijakan pemerintah untuk memasukkan beras Bulog kualitas medium ke toko ritel karena selama ini ritel modern hanya menjual beras berkualitas premium. "Pak Roy (Ketua Aprindo) sudah bilang bahwa ritel tidak akan miskin karena jual beras medium untuk masyarakat," katanya menambahkan.
Tri melanjutkan, jumlah toko ritel yang akan menyediakan beras medium dari Bulog mencapai 17 ribu outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika satu toko ritel membutuhkan 1 ton beras per bulan, maka total beras yang didistribusikan Bulog mencapai 17 ribu ton per bulan.
Melihat jumlah stok beras Bulog saat ini yang mencapai 2,2 juta ton, Bulog menyanggupi untuk memenuhi permintaan. Kerja sama tersebut, kata Tri berlaku hingga 31 Desember 2019.
Bulog berharap, distirbusi beras medium Bulog ke toko ritel dapat terus diperpanjang dan bisa diminati masyarakat. Hanya saja, lantaran beras yang digunakan merupakan stok CBP, diperlukan izin dari pemerintah yang dikeluarkan lewat Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Koordinator Perekonomian.
"Sesuai surat penugasan memang berakhir 31 Desember 2019. Kami sudah usulkan agar diperpanjang sampai bulan Januari dan seterusnya," kata Tri.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Suhanto, mengatakan, Bulog beserta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) telah menyepakati kebijakan tersebut. Menurut dia, Bulog telah menyanggupi menjadi penyuplai beras medium untuk seluruh ritel modern, sementara Aprindo siap menyediakan beras medium.
"Ini kemajuan kami gandeng ritel di seluruh Indonesia. Beras medium akan dijual paling tinggi sesuai harga eceran tertinggi (HET)," kata Suhanto.
Menurut Suhanto, selama ini operasi pasar beras hanya dilakukan di pasar tradisional sementara ritel modern hanya menyediakan beras premium. Adanya perluasan operasi pasar hingga ke ritel modern diyakini dapat lebih kuat meredam gejolak harga beras pada musim libur akhir tahun.
-