REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Aksi baku tembak antara anggota kartel narkoba dan polisi Meksiko terjadi di Villa Union, Coahuila, pada Sabtu (30/11). Sepuluh anggota kartel dan empat polisi tewas dalam kejadian tersebut.
Gubernur Coahuila Miguel Angel Riquelme mengungkapkan aksi baku tembak berlangsung selama lebih dari satu jam. Tiga dari sepuluh anggota kartel tewas saat berusaha melarikan diri. Sebanyak enam petugas polisi turut menjadi korban luka.
Seusai baku tembak, polisi mengamankan 14 truk pickup dan menyita lebih dari sepuluh pucuk senjata api. Riquelme meyakini mereka yang terlibat dalam baku tembak itu adalah anggota Kartel Timur Laut. Mereka berasal dari Negara Bagian Tamaulipas.
Menurut Riquelme, negara telah bertindak tegas dalam menghadapi dan menangani jaringan kartel di Meksiko. Dia pun berpendapat negaranya tak membutuhkan campur tangan dalam mengatasi masalah tersebut.
"Saya tidak berpikir bahwa Meksiko perlu intervensi. Saya pikir Meksiko membutuhkan kolaborasi dan kerja sama. Kami yakin bahwa negara memiliki kekuatan untuk mengatasi para penjahat," ujar Riquelme.
Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador telah menyatakan bahwa dia tidak akan menerima intervensi asing untuk menangani masalah kartel di negaranya. Pernyataan itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana melabeli kelompok kartel Meksiko sebagai organisasi teroris.
Rencana itu memicu kekhawatiran bahwa AS akan melakukan intervensi sepihak terhadap Meksiko. Jaksa Agung AS William Bar dijadwalkan mengunjungi Meksiko pekan depan. Dia ke sana untuk membahas kerja sama keamanan antara kedua negara.