Senin 02 Dec 2019 08:19 WIB

Langkah Airlangga Kumpulkan Pimpinan DPD Dipersoalkan

Pengumpulan itu diduga untuk mengunci dukungan bagi Airlangga.

Red: Budi Raharjo
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar. (ilustrasi)
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan mengumpulkan pimpinan-pimpinan DPD dari berbagai daerah dipersoalkan bakal calon ketua umum lain. Bakal caketum Golkar Indra Bambang Utoyo menduga konsolidasi yang dilakukan Airlangga demi memuluskan langkah pejawat Ketum Golkar tersebut untuk kembali memenangkan kontestasi ketum partai beringin pada musyawarah nasional (munas) Desember mendatang.

Indra menyebut, Airlangga pada Sabtu (30/11) telah mengumpulkan ketua DPD I dan II seluruh Sumatra. "AH (Airlangga Hartarto) melakukan konsolidasi pertemuan untuk seluruh ketua DPD I dan II se-Sumatra di Padang siang, sore terbang ke Bali untuk wilayah timur," kata Indra saat dihubungi, Ahad (1/12).

Baca Juga

Ia menuding pengumpulan itu diduga untuk mengunci dukungan para pimpinan DPD sebagai pemilik suara agar mendukung Airlangga di Munas Partai Golkar. Indra pun menilai penjaringan dukungan seharusnya dilakukan saat munas. "Pasal 50 ART (Anggaran Rumah Tangga) Golkar juga menyebut semua proses dari penjaringan hingga pemilihan dilakukan di dalam munas," kata dia.

Indra juga menilai syarat dukungan minimum 30 persen seharusnya dilakukan saat munas, bukan sebelumnya. Ia mengakui syarat dukungan 30 persen tersebut memang tertuang dalam AD/ART Partai Golkar. Namun, oleh panitia munas, setiap bakal caketum disyaratkan melampirkan dukungan 30 persen suara untuk mendaftar sebagai caketum Golkar. Menurut dia, hal ini merupakan akal-akalan Airlangga sebagai pejawat Ketum Golkar untuk memuluskan langkahnya mencapai aklamasi pemilihan ketum.