REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Hingga hari kedua pelaksanaan SEA Games 2019 Filipina yang dibuka Sabtu (30/11) bisa dibilang kontingen Indonesia masih seret medali emas mengingat tuan rumah sudah mampu mengumpulkan 22 keping emas. Kontingen Merah Putih berharap pencak silat menjadi lumbung emas.
Indonesia masih terpuruk di posisi enam klasemen medali SEA Games 2019. Tim Merah Putih baru meraih satu emas, empat perak dan lima perunggu. Sebenarnya Indonesia mendapatkan satu emas lagi dari cabang dancesport, namun nomor yang dipertandingkan hanya ekshibisi.
Saat ini Indonesia harus cepat bergerak jika tidak ingin terus tertinggal oleh negara lain. Cabang pencak silat yang merupakan olahraga asli Indonesia harus dimaksimalkan karena ada tiga emas yang diperebutkan di Subic Bay Broadwalk.
Tiga nomor yang diperebutkan adalah seni tunggal putra lewat Dino Bimo Sulistianto, tim putra lewat Anggi Faisal Munarok, Nunu Nugraha dan Asep Yuldani Sani serta nomor dobel putra lewat Haidir Agung Faletehan dan Dede Setiadi.
Selain itu, emas SEA Games diharapkan juga hadir dari cabang olahraga menembak. Ada tiga emas yang berpeluang diraih yaitu Men 10m Air Rifle lewat Muhammad Naufal Mahardika, nomor Men PPC WA 1.500 lewat Rio Danu dan kawan-kawan serta nomor Mix Benchrest Light Varmint lewat Tirano Baja dan kawan-kawan.
Begitu juga dengan angkat besi yang niremas pada hari pertama. Eko Yuli Irawan dan kawan diharapkan mampu menambah pundi-pundi emas bagi kontingen Indonesia karena ada tiga nomor final yang akan dipertandingkan. Eko yang turun di kelas 61 kg jelas menjadi tumpuan untuk meraih emas.
Dari cluster Luzon balap sepeda juga mempunyai peluang untuk merebut medali emas karena ada dua nomor final yang dipertandingkan yaitu down hill putra dan putri. Peluang itu harus dimaksimalkan karena merupakan target yang telah ditetapkan.
Adalah Tiara Andini Prastika dan Popo Ariyo Sejati yang menjadi tumpuan. Hanya saja untuk Tiara sedikit ada kendala setelah mengalami cedera kelingking tangan kiri saat uji coba lintasan yang berada di kawasan Tagaytay itu.
"Ya, Tiara cedera jari kelingking tangan kirinya. Dokter sempat melarang untuk turun, tapi akhirnya mengizinkan," kata manajer tim sepeda Indonesia di Tagaytay, Filipina, Ahad (1/12).
Kondisi ini jelas membuat manajemen timnas balap sepeda was-was mengingat Tiara Andini Prastika menjadi ujung tombak untuk meraih hasil terbaik pada multi event terbesar di Asia Tenggara itu.
Meski demikian, Budi mengaku terus memantau perkembangan Tiara. Jika pembalap asal Semarang itu siap bisa dipastikan bakal menuruni lintasan balap yang berada di Tatlong Bungo, Batangas, Filipina, Senin (2/12).