REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membangun citra positif sebuah instansi dimulai dengan etika profesional dan tata cara kegiatan yang diatur dalam standar keprotokolan yang baik. Itulah yang mendasari Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) Jawa Tengah menyelenggarakan Pelatihan Protokoler di Hotel Plaza Semarang pada Ahad (01/12).
Acara yang diikuti enam puluh orang perwakilan Tim Humas Salimah dari tiga puluh lima Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah ini diisi oleh Tim Pranata Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, Ditya Pramitasari dan Dyah Puspitasari, S.I.Kom. Materi yang disampaikan meliputi tata kelola keprotokolan berupa tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan.
Sukses tidaknya sebuah acara tergantung pada persiapan yang dilakukan oleh seorang protokoler. Protokoler berhak mengatur letak posisi tempat duduk, letak peralatan ataupun perlengkapan panggung.
“Protokol tidak hanya mengurus tata tempat atau tata upacara, tetapi juga tata penghormatan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penghormatan kepada tamu atau pejabat. Di antaranya tata tempat (preseance), urutan sambutan (rotation), kedatangan atau kepulangan di suatu acara, maupun urutan kehormatan penyambutan tamu,” papar Dyah.
Di penghujung sesi, peserta melakukan simulasi bagaimana menjadi seorang protokol dalam sebuah acara tingkat provinsi di mana menghadirkan Gubernur Jawa Tengah. Ada yang bertugas menjadi protokoler, pewara, Gubernur Jawa Tengah, Walikota Semarang dan Ketua PW Salimah Jawa Tengah. Dengan simulasi ini, materi yang diperoleh peserta dapat langsung dipraktikkan sehingga lebih mudah dipahami.
Ketua Bidang Humas PW Salimah Jawa Tengah, Binti Kusyai’in, berharap dengan adanya acara ini, Tim Humas Salimah se-Jawa Tengah semakin solid dan meningkat kapasitas ilmunya, terutama di bidang keprotokolan.
“Kami hanya dapat memberikan sedikit materi, dengan harapan rekan-rekan Humas dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh hari ini seluas-luasnya agar bermanfaat untuk eksistensi dakwah Salimah,” ungkap beliau.