REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog berupaya agar bisa menjual beras baik stok komersial maupun cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1 juta ton hingga akhir tahun. Jika target itu tercapai, setidaknya stok beras yang tersisa untuk persediaan awal tahun masih lebih dari 1 juta ton dan dipastikan masih cukup aman.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, realisasi penjualan beras komersial hingga awal bulan ini mencapai 219 ribu ton. Sementara itu, penyaluran stok CBP baik lewat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), operasi pasar (OP), serta bantuan korban bencana alam sebesar 491 ribu ton.
Dengan kata lain, total beras Bulog yang tersalurkan baru mencapai 710 ribu ton. Beras komersial merupakan bisnis murni yang dilakukan oleh Bulog, sementara penyaluran stok CBP akan diganti oleh anggaran pemerintah dengan cara mekanisme pembayaran selisih harga yang dilepas ke pasar dan harga pembelian beras oleh pemerintah.
"Kita targetkan hingga akhir Desember bisa jual hingga 1 juta ton," kata Tri di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (3/12).
Ia menjelaskan, khusus penyaluran CBP untuk BPNT baru mencapai 122 ribu ton dari target tahun ini 700 ribu ton. Sementara, untuk operasi pasar, dari yang ditargetkan per hari sebanyak 5.000 ton per hari, hanya mencapai 3.000 ton per hari.
Menurut Tri, rendahnya penyaluran CBP dalam operasi pasar menunjukkan bahwa pasar tengah jenuh dan tidak membutuhkan beras dalam jumlah besar. Hal itu sekaligus menunjukkan adanya kecukupan beras di pasar.
"Biasanya di akhir-akhir tahun harga melonjak dan membutuhkan pasokan, tapi sekarang harga stabil," kata Tri.
Ia menyampaikan, jika ternyata target penyaluran CBP dalam operasi pasar dan BPNT tidak tercapai, stok yang ada masih bisa digunakan untuk melanjutkan penyaluran tahun depan. Sebab, kualitas beras yang tersimpan dalam kondisi bak.
"Masih bagus stok kita dan bisa sekali untuk kembali dipakai disalurkan tahun depan. Kita tidak hanya menyimpan beras saja, tapi juga dalam bentuk gabah, itu bisa tahan setahun," kata Tri.