Selasa 03 Dec 2019 12:31 WIB

Wagub Sumbar: Jangan Lihat Keuntungan TdS dari Uang

Tour de Singkarak jadi trademark-nya Sumatera Barat

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pebalap beradu cepat pada etape kesembilan atau etape terakhir Tour de Singkarak (TdS) 2019 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (10/11/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah pebalap beradu cepat pada etape kesembilan atau etape terakhir Tour de Singkarak (TdS) 2019 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (10/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meluruskan banyaknya komentar miring mengenai penyelenggaraan Tour de Singkarak. Ia mendengar adanya oknum pemerintah kabupaten dan kota yang menganggap TdS yang sudah terselenggara 11 tahun beruntun tidak memberi dampak positif terhadap masyarakat secara langsung.

"Jangan dipertanyakan lagi apa itu keuntungan TdS. Cara melihatnya bukan cara dagang kayak kita modal 100 harus untung 200. bukan begitu. Lihat multiflyer effectnya. Ini trademark-nya Sumatera Barat," kata Nasrul saat mengikuti rapat evaluasi Tour de Singkarak 2019 di Hotel Kyriad Bumi Minang, Kota Padang, Selasa (3/12).

Untuk melihat keuntungan ekonomi dari TdS menurut Nasrul harus dari Product Domestik Regional Bruto daerah yang mengikuti Tour de Singkarak. Secara kasat mata, Nasrul melihat selama 10 hari penyelenggaraan TdS bulan lalu, ada ratusan mobil disewa, puluhan hotel banjir orderan untuk menampung ribuan orang datang ke Sumbar, UMKM masyarakat laku dan dari beberapa sektor lain.

Nasrul mengakui di beberapa etape, ada titik start atau finis yang terkesan kurang ramai. Menurut Wagub, hal tersebut menjadi evaluasi bagi masing-masing daerah kabupaten dan kota tuan rumah. Ia menyarankan pemkab dan pemkot pada TdS selanjutnya dapat memikirkan lokasi start dan finis di lokasi yang lahannya luas dan mudah dijangkau masyarakat. Supaya penggerak UMKM bisa berjualan dan masyarakat penonton lebih mudah menjangkau.

Nasrul juga berharap masing-masing kepala daerah harus aktif mencari sponsor sejak awal tahun 2020 nanti. Dengam begitu, penyelenggaraan TdS yang 2020 yang rencananya tetap pada November tidak hanya bergantung kepada APBD.

Nasrul menegaskan Sumbar akan tetap mempertahankan TdS. Andai Sumbar tidak mempertahankan penyelenggaraan TdS, penyelenggaraan event internasional ini akan diambil oleh provinsi lain seperti Jambi, Riau atau Bengkulu yang juga ingin menjadi penyelenggara TdS.

"TdS ini harga diri Sumatera Barat. Kalau tidak kita pertahankan, banyak yang mau ngambil," ucap Nasrul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement