REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Sekuritas optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil pada kisaran 5,14 persen pada tahun depan. Pertumbuhan tersebut diproyeksikan akan didorong oleh tingginya permintaan domestik.
Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengatakan permintaan domestik berasal dari investasi yang akan menjadi pendorong utamanya. Dampak kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia pada semester dua 2019 serta regulasi fiskal yang berorientasi pada kemudahan investasi akan menjadi dua faktor pendukung yang mendorong pertumbuhan investasi Indonesia pada tahun mendatang.
Adapun tingkat inflasi diperkirakan akan tetap stabil di bawah empat persen pada 2020. Sedangkan performa rupiah hingga November 2019 relatif stabil bahkan sempat menguat hampir tiga persen, menjadikan rupiah sebagai mata uang yang kinerjanya lebih baik dibandingkan antara negara-negara berkembang lainnya.
“Kami percaya performa 2020, rupiah diproyeksikan akan mencatatkan performa yang stabil seperti tahun ini. Rupiah yang stabil merupakan refleksi dari kondisi ekonomi yang solid dan dalam konteks relatif lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (5/12).
Menurutnya kondisi makro yang cenderung membaik mampu mendorong masuknya investasi termasuk investasi asing ke Indonesia ke depannya. Dari sisi lain salah satu tantangan terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa depan adalah jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
“Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan adalah kunci untuk menghindari middle income trap di Indonesia,” ucapnya.
Leo menyebut kondisi tersebut dapat dilakukan dengan memberdayakan prioritas investasi domestik dan asing pada sejumlah sektor strategis seperti pengembangan sumber daya manusia, pengembangan sektor hilir yang berbasis komoditas dan revitalisasi sektor manufaktur terutama yang berbasis ekspor sehingga middle income trap dapat dihindari pada 2045 nanti.