Sabtu 07 Dec 2019 15:27 WIB

Direksi Garuda Diberhentikan Sementara Hingga Januari

Pemberhentian sementara direksi Garuda hingga rapat umum pemegang saham luar biasa.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Sejumlah karangan bunga dukungan terhadap keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang memberhentikan Dirut Garuda terpampang di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Sejumlah karangan bunga dukungan terhadap keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang memberhentikan Dirut Garuda terpampang di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dan Dewan Komisaris Garuda Indonesia memberhentikan beberapa direksi yang diduga ikut terlibat dalam kasus penyelundupan motor Harley dan sepeda mewah.

Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Sahala Lumban Gaol menyampaikan pemberhentian sementara hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk beberapa orang yang dinilai terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan penyelundupan tersebut. Pemberhentian sementara tersebut akan diteguhkan dengan pemberhentian permanen oleh RUPSLB yang dijadwalkan sekitar Januari 2020. Garuda menyampaikan RUPSLB dilakukan 45 hari setelah pengajuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhitung mulai Senin (9/12).

Baca Juga

"Kami memutuskan memberhentikan sementara waktu semua anggota direksi yang terindikasi terlibat langsung maupun tidak langsung," katanya kepada wartawan di Kementerian BUMN usai pertemuan dengan Erick pada Sabtu (7/12).

Semua dewan komisaris yang hadir di antaranya Komisaris Independen Herbert Timbo Siahaan, Eddy Porwanto Poo, Insmerda Lebang, Komisaris Chairal Tanjul. Selain itu turut hadir Plt Direktur Utama Fuad Rial dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah.

Belum diketahui berapa banyak direksi yang dimaksud oleh Sahala. Namun, ia menyampaikan Dewan Komisioner akan segera mengangkat pelaksana tugas untuk jabatan yang ditinggalkan. Sementara, Komite Audit tetap melakukan investigasi lanjutan.

Selain Direktur Utama Ari Askhara, ada tiga direksi lain yang ikut dalam perjalanan dinas ke Toulouse, Prancis untuk mengambil pesawat baru Airbus A330-900 Neo pesanan Garuda. Padahal, semuanya tidak mendapat izin perjalanan dinas dari Kementerian BUMN saat itu.

Berdasarkan manifes pesawat, tiga direksi tersebut adalah Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Capital Human Heri Akhyar. Sahala menyampaikan Dewan Komisaris masih akan terus mendalami dan memastikan perombakan direksi tidak akan mengganggu operasional.

"Kami akan bekerja secepat mungkin dan berupaya tidak mengganggu operasional Garuda," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement