Senin 09 Dec 2019 13:40 WIB

Polisi Hong Kong Sebut Perusuh Rusak Unjuk Rasa Damai

Pengunjuk rasa melakukan pembakaran di luar gedung pengadilan.

Rep: Lintar Satria/Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Peserta aksi Hong Kong menyalakan senter dari smartphone mereka saat berkumpul di jalanan Hong Kong, Ahad (8/12). Enam bulan berlalu, aksi demonstrasi Hong Kong masih berlangsung.
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Peserta aksi Hong Kong menyalakan senter dari smartphone mereka saat berkumpul di jalanan Hong Kong, Ahad (8/12). Enam bulan berlalu, aksi demonstrasi Hong Kong masih berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong mengatakan pengunjuk rasa melakukan pembakaran di luar gedung pengadilan. Mereka juga melempar bom molotov dan mencoret-coret gedung dengan cat semprot.

Hal itu diumumkan setelah pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di seluruh kota. Pada Senin (9/12) pagi lalu lintas kereta dan transportasi berjalan lancar. Selain itu tidak ada laporan adanya gangguan.

Baca Juga

"Walaupun secara keseluruhan acara berjalan damai, aksi yang mengganggu kedamaian publik terjadi sesudahnya," kata polisi dalam pernyataan mereka, Senin (9/12).

Pada Ahad (8/12) kemarin, sekumpulan orang memakai baju hitam-hitam berjejelan di jalanan. Mereka menggelar unjuk rasa anti-pemerintah terbesar sejak pemilihan lokal bulan lalu. Demonstrasi tersebut sebagai seruan untuk menunjukkan gerakan pro-demokrasi.

Pawai kemarin berjalan cukup damai. Sangat berbeda dengan demonstrasi selama enam bulan terakhir, di mana unjuk rasa kerap berubah menjadi kerusuhan yang dipicu bentrokan antara pengunjuk rasa polisi. Tapi polisi mengatakan unjuk rasa akhir pekan lalu menimbulkan sejumlah kerusakan.

"Beberapa perusuh mencorat-coret dinding luar Pengadilan Tinggi, melempar bom bensin dan melakukan pembakaran di luar Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Putusan Akhir, merusak properti pemerintah dan melakukan pelanggaran serius semangat supremasi hukum," kata polisi.

Mereka menambahkan beberapa toko dan bank di Causeway Bay dan Wan Chai juga dirusak. Pengunjuk rasa memperkirakan ada sekitar 800 ribu orang yang hadir dalam unjuk rasa kemarin.

Sementara, polisi mengatakan 183 ribu orang. Surat kabar milik pemerintah China, China Daily meminta pemerintah Hong Kong menegakkan supremasi hukum.

"Banyak warga Hong Kong yang muak dengan kekerasan dan gangguan yang telah mewabah di kota selama berbulan-bulan, angka partisipasi pemilih dalam pemilihan distrik menunjukkan mereka ingin mengekspresikan pandangan mereka dengan damai," tulis China Daily. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement