Kamis 12 Dec 2019 23:02 WIB

BTPN Syariah Bantu Nasabah Prasejahtera Kembangkan Usaha

BTPN Syariah mengambil ceruk pasar perempuan untuk berwirausaha.

Rep: Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih
BTPN Syariah mengunjungi nasabah prasejahtera di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (11/12).
Foto: Republika/Ali Mansur
BTPN Syariah mengunjungi nasabah prasejahtera di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) membantu nasabah prasejahtera untuk mengembangkan usaha. Melalui program andalannya tersebut BTPN Syariah mampu membantu nasabah kategori prasejahtera untuk meningkat usaha yang dirintis. Bahkan perlahan-lahan nasabah prasejahtera dapat keluar dari prasejahtera.

Fokus utama dari model bisnis tersebut adalah kaum perempuan. Dengan harapan mereka dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya, agar selain membantu perekonomian keluarga juga menaikkan taraf hidup yang lebih baik. "Kami fokus melayani keluarga prasejahtera. Data terakhir 3,65 juta nasabah pembiayaan aktif di seluruh Indonesia dan 100 persen adalah perempuan," ujar Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (12/12).

 

Menurut Ainul, hingga saat ini pelaku industri perbankan masih belum banyak, bahkan sangat sedikit mengambil ceruk pasar dari kelas prasejahtera. Artinya  BTPN Syariah konsen menyalurkan pembiayaan ke masyarakat prasejahtera yang belum tersentuh layanan perbankan (bankable). Kemudian mayoritas debiturnya memiliki plafon pembiayaan yang cukup kecil.

 

"Berbagai macam jumlah pinjamannya. Mulai Rp 1,5 juta hingga 15 juta. Begitu juga nominal tabungannya tidak kami batasi, mereka bisa nabung Rp 50 ribu bahkan ada yang Rp 5 ribu," tambahnya.

 

Ainul bersama tim Communication Head BTPN Syariah juga mengajak beberapa media, termasuk Republika.co.id, melihat langsung pertemuan rutin sentra (PRS) di Desa Taeng, Kabupaten Gowa. Kemudian juga mengunjungi, Marlinah salah satu nasabahnya yang dinilai cukup berhasil dengan usaha yang telah dirintisnya. Ia membuka usaha bakso dan mie kuah.

 

"Sebelum dapat pembiayaan omzet saya Rp 400 ribuan per hari tapi setelah dapat omzetnya naik sekarang sekitar Rp 1 jutaan per hari. Sekarang saya juga sudah memiliki 4 cabang," terang Marlinah.

 

Marlinah mengaku pertama kali mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah senilai Rp 4 juta dan sekarang plafonya Rp 15 juta. Saat ini Marlinah tercatat sebagai Ketua Sentra Sipkatau dan ia sudah bergabung bersama BTPN Syariah sejak 4 tahun silam. Warung utama milik Marlinah berada di Jalan Baso Ronrong, Kampung Parang. Desa Panciro Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. 

Kemudian salah satu alasan Marlinah mengambil kembali pembiayaan dari BTPN Syariah tak lain untuk mengembangkan usahanya. Dia berharap dengan dagangannya tersebut dapat membantu orang lain. Apalagi saat ini, sudah ada empat karyawan yang bekerja pada dirinya. Meski telah ditinggal bercerai oleh suaminya, Marlinah tidak patah arang untuk menghidupi ketiga anaknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement