Jumat 13 Dec 2019 09:37 WIB

RCEP Kemungkinan Dibahas dalam Delhi Dialogue XI

RCEP mungkin dibahas dalam Delhi Dialogue XI meskipun bukan agenda utama

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
RCEP mungkin dibahas dalam Delhi Dialogue XI meskipun bukan agenda utama. (Ilustrasi).
Foto: IST
RCEP mungkin dibahas dalam Delhi Dialogue XI meskipun bukan agenda utama. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) mungkin dibahas dalam Delhi Dialogue XI meskipun bukan merupakan agenda utama dalam pertemuan tersebut. Delhi Dialogue XI akan diselenggarakan di ibu kota India pada 13-14 Desember 2019.

Delhi Dialogue akan dihadiri negara-negara mitra India termasuk anggota ASEAN dengan mengangkat tema Memajukan Kemitraan di Indo-Pasifik. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dijadwalkan hadir dan menyampaikan pidato kunci dalam pertemuan yang terdiri dari lima sesi pleno tersebut.

Baca Juga

Meskipun tidak menjadi agenda utama dalam pembahasan, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Jose Tavares menyebut pertemuan tersebut bisa menjadi kesempatan bagi ASEAN untuk membujuk India agar tetap menjadi bagian dari RCEP.

“Jadi pendekatan persuasif secara bilateral maupun kolektif dapat dilakukan. Tetapi pada akhirnya keputusan ada pada India dengan pertimbangan domestik mereka sendiri,” ujar Jose dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (12/12).

India telah mempertimbangkan keputusan untuk bergabung dalam RCEP yang menurut Perdana Menteri Narendra Modi tidak sesuai dengan kepentingan para petani dan pekerja di negaranya. Jika bergabung dengan RCEP, India khawatir pasar domestiknya akan dibanjiri barang murah impor dari China serta hasil pertanian dari Australia dan Selandia Baru.

Keadaan itu dinilai akan membahayakan produsen lokal. Negosiasi berbasis teks RCEP telah disepakati oleh 15 negara yakni 10 anggota ASEAN beserta Jepang, Korea Selatan, China, Australia, dan Selandia Baru.

Namun, baru-baru ini Jepang mengumumkan pertimbangannya untuk tidak menandatangani pakta perdagangan regional itu jika India tidak bergabung. Pasalnya, melalui RCEP,Jepang menyasar India untuk memasarkan produk-produk automotifnya.

“Memang diberitakan kalau India tidak jadi bagian dari RCEP maka Jepang kemungkinan mempertimbangkan keikutsertaannya dalam RCEP. Ya kita lihat saja nanti,” kata Jose.

Indonesia menganggap RCEP masih mencakup 16 negara, meskipun ada sejumlah hal yang masih harus dibahas dengan India, terutama mengenai akses pasar. Pada saat yang sama, Indonesia berharap kesepakatan RCEP dapat ditandatangani paling lambat November 2020.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement