REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Irsyadul Halim, mengatakan tidak mudah mencapai potensi zakat yang mencapai hingga Rp 217 triliun. Baznas sebelumnya diminta Kementerian Agama untuk dapat menggali lebih banyak dana zakat yang berpotensi mencapai Rp 217 triliun.
"Potensi zakat Rp 217 triliun itu jangan lupa termasuk perusahaan besar. Kita tahu perusahaan besar bukan milik orang Muslim, ini nggak gampang mereka susah," kata Irsyadul di Jakarta pada Jumat (13/12).
Berdasarkan penelitian Baznas, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Bank Pembangunan Islam (IDB) potensi zakat nasional mencapai Rp 217 triliun. Angka tersebut berdasarkan produk domestik bruto (PDB) 2010.
Irsyadul mengatakan, potensi zakat Rp 217 triliun berdasarkan dari kategori perusahaan dan ritel. Sementara perusahaan negara diambil dari zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat lebih mudah, berbeda dengan karyawan dari perusahaan swasta.
"Kalau ASN bisa, termasuk kepala kantor. Tapi pegawai swasta yang non, bagaimana supaya berzakat?" kata dia.
Namun Baznas akan terus berupaya meningkatkan pengumpulan dana zakat setiap tahun. Irsyadul mengatakan, Baznas akan menjadi lembaga yang transparan, dengan mempublikasikan dana yang diterima, kapan dan di mana, serta diserahkan kepada siapa saja.
Masyarakat juga dapat melihatnya melalui website, maupun sosial media Baznas. Setelah berupaya meningkatkan tranparansi, dan akuntabilitas, maka kepercayaan dari masyarakat pun akan tumbuh.
"Kepercayaan tumbuh, dia akan menyalurkan ke Baznas. Apa lagi Muslim sudah senang dengan Baznas. Kuncinya harus amanah, akuntabel dan jujur," kata dia.