REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Setidaknya 304 orang telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam aksi protes yang berlangsung di Iran. Aksi tersebut menimbulkan korban lantaran adanya tindakan keras yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa soal kenaikan harga bahan bakar pada November kemarin.
Laporan tewasnya ratusan orang itu disampaikan oleh Amnesty International, Senin (16/12) dilansir dari Anadolu Agency. Dalam sebuah pernyataan, kelompok HAM yang bermarkas di London itu mengatakan telah mengumpulkan sebuah kesaksian yang mengerikan.
Dalam kesaksian tersebut, disebutkan bahwa ratusan pengunjuk rasa dibunuh oleh pasukan keamanan Iran pada rentang waktu antara 15 hingga 18 November. Sebagian besar kematian ini akibat adanya tembakan di bagian vital tubuh.
"Mayoritas kematian yang dicatat organisasi itu terjadi sebagai akibat tembakan ke kepala, jantung, leher, dan organ vital lainnya yang mengindikasikan bahwa pasukan keamanan menembak untuk membunuh," demikian laporan Amnesty.
Amnesty sebelumnya telah menyebutkan jumlah korban tewas pada protes tersebut, yaitu 208 korban, sementara perwakilan khusus AS untuk Iran mengatakan bahwa korban tewas kemungkinan mencapai 1.000 orang.
Demonstrasi di Iran pecah pada 15 November setelah pemerintah memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga bahan bakar setidaknya 50 persen. Sedikitnya 100 bank dan puluhan toko telah dibakar selama protes, kata kantor berita Mehr, yang mengutip pejabat keamanan. Namun para pejabat Iran belum merilis angka kematian resmi.