Lebih dari 100 dokter mendesak Pemerintah Australia untuk menegosiasikan pembebasan Julian Assange dari tahanan di Inggris dan memulangkannya ke negara ini untuk mendapatkan perawatan. Kondisi kesehatannya dikabarkan semakin memburuk.
Dalam pernyataan tertulis yang ditujukan kepada Menlu Marise Payne, para dokter ini menuntut agar pendiri Wikileaks itu bisa diobati di Australia.
"Apabila Julian Assange meninggal dalam tahanan di Inggris, rakyat Australia akan mempertanyakan apa yang Anda, sebagai menteri, perbuat untuk mencegah kematiannya," demikian dikatakan dalam surat terbuka itu.
Assange kini mendekam di Belmarsh Prison, salah satu penjara berkeamanan tinggi di Inggris, sembari menunggu proses persidangan pada Februari 2020.
Pria berusia 48 tahun ini akan menghadapi ancaman ekstradisi ke AS yang mendakwanya dengan 18 tuduhan, di antaranya tuduhan menjebol komputer.
Menurut para dokter, keselamatan warga negara Australia ini sangat terancam karena pemerintah negara asing terus menghalang-halangi perawatan kesehatannya.
"Lebih buruk lagi apabila pemerintahnya sendiri menolak ikut campur, padahal sebelumnya beberapa kali melakukan hal serupa demi alasan kesehatan," kata para dokter.
Mereka sependapat dengan temuan Pelapor Khusus PBB tentang Penyiksaan Nils Melzer bahwa Assange mengalami siksaan psikologis.
Salah satu dokter Stephen Frost mengatakan sulit dipercaya mengapa kolega-koleganya terpaksa mendesak Pemerintah Australia dan Inggris dalam hal ini.
"Penyiksaan harus dihentikan. Assange harus segera mendapatkan perawatan kesehatan sebelum semuanya terlambat," ujar dr. Frost.
Dokter lainnya Arthur Chesterfield-Evans mengecam adanya halangan terhadap perawatan medis Assange.
"Jika Australia mendahulukan nilai-nilai kebenaran daripada penyalahgunaan hukum oleh rezim otoriter untuk membungkam wartawan, maka mereka harus melindungi Julian Assange, hidupnya, dan kesehatannya," katanya.
Pada bulan November petugas medis dari Australia, Inggris, Eropa dan Sri Lanka menyampaikan keprihatinan mereka kepada Mendagri Inggris Priti Patel mengenai kesehatan Assange.
Lebih dari 60 dokter mendesak agar dia dipindahkan ke rumah sakit universitas tapi Pemerintah Inggris menolaknya.
Kepada ABC, politisi Australia dari Partai Buruh Jim Chalmers menyatakan pihaknya menginginkan Assange diperlakukan secara manusiawi menurut hukum internasional.
Upaya sang ayah
Sementara itu ayah Julian Assange, John Shipton menyatakan upaya memulangkan anaknya akan gagal apabila Pemerintah Australia tidak melakukan tekanan diplomatik yang lebih tegas kepada Pemerintah Inggris.
Dalam wawancara dengan ABC News, Shipton menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan anggota DPR Australia George Christensen dalam mengupayakan pemulangan anaknya.
Dia mengaku juga telah menyurati Menlu Marise Payne pada November lalu.
"Masalah diplomatik Julian hanya bisa diselesaikan dengan keterlibatan Australia," kata Shipton.
Julian, katanya, sejauh ini tidak mendapatkan perlakukan adil dalam kasus yang dihadapinya.
"Ini upaya penculikan seorang warga negara Australia dengan dakwaan spionase dan ancaman hukuman mati," ujarnya.
Dua anggota DPR Australai yaitu George Christensen dan Andrew Wilkie berencana pergi ke London untuk menemui Assange dalam penjara.
"Banyak laporan tentang kondisi kesehatan dan mentalnya yang buruk selama dalam penjara," kata Christensen.
Menurut Shipton, anaknya tidak melakukan kesalahan apa-apa.
"Apa yang dia terbitkan tidak ada bedanya dengan yang diterbitkan Guardian, Telegraph, Der Spiegel, Le Monde, El Pais, Herald Sun, The Age dan ABC," kata sang ayah.
"Jika Julian didakwa dengan tuduhan spionase, seharusnya media-media lain juga didakwa dengan tuduhan yang sama," tambahnya.
Dukungan dari kampung halaman
Shipton juga mendesak Walikota Townsville Jenny Hill untuk mendukung Assange yang tumbuh di kota Queensland utara itu.
"Nasib Julian Assange ada di tangan kita dan di tangan pemkot, pemerintah negara bagian, parlemen, dan kalangan partai politik," katanya.
Namun Walikota Hill mengatakan surat yang dia kirim ke Pemerintah Australia tidak akan banyak artinya tanpa dukungan media.
"Jika kita yakin bahwa apa yang dialaminya itu adalah ketidakadilan, maka media harus menyuarakannya," ujarnya.
Menurut sang ayah, keadaan anaknya itu kini sangat memprihatinkan.
"Dia sangat kurus sekarang. Dia terlihat menua, rambutnya rontok, tak bisa berkonsentrasi terlalu lama," katanya.
"(Sebagai ayah) saya sangat malu kalau harus berhenti dan mendiamkan apa yang dialaminya," tambahnya.
Simak berita-berita menarik lainnya dari ABC Indonesia.