Kamis 19 Dec 2019 00:50 WIB

Hasil Riset Grant Thornton untuk Bantu Bisnis Indonesia

Sebagai konsultan, GT Indonesia berupaya menjaga iklim bisnis Tanah Air.

Ilustrasi Bisnis
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Bisnis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga konsultan asal Amerika Serikat (AS) Grant Thornton (GT) kerap merilis sejumlah hasil riset terkait isu-isu bisnis di dunia. Topik-topik yang dibahas seringkali menarik perhatian karena berhubungan dengan situasi mutakhir.

 

Seperti yang dilakukan oleh member GT internasional di Tanah Air, GT Indonesia. Sejumlah isu kekinian berhasil diolah untuk kemudian diproduksi menjadi hasil riset yang berbobot. Beberapa yang populer antara lain adalah tentang optimisme bisnis Indonesia di suatu tahun dan plus-minus dalam penggunaan sistem pembayaran cashless.

 

Managing Partner GT Indonesia Johanna Gani mengungkapkan, riset-riset yang dilakukan telah teruji dengan metoda empiris hasil olahan ahli-ahli bisnis GT dunia. Selain isu global, kata dia, GT juga kerap fokus pada topik khusus di suatu negara.

 

"Misalnya soal tren cashless yang mulai membudaya di Indonesia. Tim kami mengolah semua data yang ada lalu mengkajinya dengan metoda khusus. Hasil risetnya kemudian menunjukkan ada plus minus dari cashless yang layak diperhatikan oleh pelaku bisnis maupun masyarakat," ujar Johanna saat berbincang dengan media di Jakarta, Selasa (17/12).

 

Tim Audit and Assurance Partner GT Indonesia CIWI Paino menambahkan, riset-riset yang dilakukan memang diakui pula sebagai bagian dari kampanye GT. Dia mencontohkan, soal hasil riset yang mengemukakan tentang optimisme bisnis di Indonesia pada suatu tahun.

 

Dengan didukung ahli-ahli riset bisnis kelas dunia, GT Indonesia percaya diri melempar isu mengenai optimisme tersebut ke publik. Contohnya, ketika merilis hasil riset pada bulan Februari lalu yang menyimpulkan optimisme pelaku bisnis di Indonesia turun 38% tahun ini.

 

"Kami sebagai lembaga konsultan tentu menawarkan jasa yang bisa menghadirkan solusi dengan terlebih dahulu mencari akar persoalannya. Misalnya soal optimisme bisnis, kenapa bisa turun, oh ternyata

karena kondisi ekonomi global berada dalam ketidakpastian. Untuk bicara ini, perlu data dan kami memilikinya lewat hasil riset," kata dia.

 

Terkait kinerja GT Indonesia sendiri, Head of Assurance GT Indonesia Hanny Prasetyo menjelaskan, ada sejumlah servis jasa mereka yang konsisten menjadi andalan dalam mencetak pencapaian di tiap tahunnya. Hanny menjelaskan, GT bergerak di bidang jasa yang meliputi audit and assurance (audit dan jaminan), tax and customs (pajak dan bea cukai), advisory (nasehat bisnis), business process solutions (memproses solusi bisnis), dan legal (hukum).

 

Secara global, kata dia, assurance, advisory, dan tax adalah layanan GT yang paling banyak digunakan oleh klien. Untuk di Indonesia, tiga besar yang paling digemari adalah assurance, tax and customs, dan business process solutions.

 

"Indonesia adalah 1 dari 130 member GT internastional jadi kami punya standar yang seragam, pelayanan sesuai standar dunia," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement