REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan melalui pembangunan dan pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mampu mendatangkan 4 juta penumpang dalam 10 tahun ke depan. “Sekarang ini hanya 650 ribu penumpangnya dan akan menjadi 4 juta yang kita harapkan kurang dari 10 tahun,” katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12).
Ia mengatakan pengembangan Bandara Komodo dilakukan oleh Konsorsium CAS dengan anggota yaitu PT Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd (CAI), dan Changi Airports MENA Pte Ltd melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) selama 25 tahun.
Ia menyebutkan nilai investasi proyek tersebut berjumlah Rp 1,23 triliun selama lima tahun, pembiayaan operasional mencapai Rp 5,7 trilun selama 25 tahun, serta jaminan senilai Rp 5 miliar dari investor. “Pengoperasian ini konsesinya berlangsung selama 25 tahun dan setelah itu aset tersebut kembali ke pemerintah,” ujarnya.
Budi menjelaskan ruang lingkup dari proyek KPBU meliputi perpanjangan landas pacu, pembangunan dan perluasan gedung terminal penumpang sekaligus kargo, perkerasan landasan pacu dan taxiway, perluasan apron dan area parkir kendaraan, serta pengembangan fasilitas lainnya.
Ia menuturkan pengembangan terminal Bandara Komodo akan membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Sedangkan untuk perpanjangan landasan pacu atau runway ditargetkan selesai dalam dua tahun.
Ia mengatakan perpanjangan landasan pacu akan dilakukan dari yang semula 2.400 meter menjadi 2.750 meter sehingga pesawat seperti Airbus A300 dapat langsung mendarat di Bandar Udara Komodo. Tak hanya itu, Budi mengatakan melalui pengembangan bandara dan perpanjangan landasan pacu diharapkan mampu menarik penerbangan dari luar negeri sehingga negara seperti China, Jepang, dan India berkenan membuka penerbangan langsung ke bandara ini.
“Runway paling lama dua tahun. Kalau terminal mungkin bertahap karena kita ingin dapat penerbangan luar negeri yang potensial seperti dari China, Jepang, dan India," ujarnya.
Sementara itu, CEO PT Cardig Aero Service Diono Nurjadin menuturkan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan sesuai dengan target pemerintah khususnya dalam melakukan perluasan terminal yang sesuai dengan kebutuhan. “Kami rencananya sesuai target pemerintah menginginkan kapasitas airport meningkat sampai 4 juta penumpang. Maka kami lakukan perluasan terminal sesuai kebutuhan traffic yang berkembang,” katanya.