Selasa 31 Dec 2019 13:09 WIB

BNPB: Anak Gunung Krakatau Erupsi, Status Waspada

BNPB meminta warga atau wisatawan tak mendekati radius dua kilometer dari kawah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Erupsi Anak Gunung Krakatau (Ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Erupsi Anak Gunung Krakatau (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa Anak Gunung Krakatau (AGK)  sejak Senin (30/12) kemarin dan sampai Selasa hari ini mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak.

Saat ini AGK berada pada status level II (waspada) dengan rekomendasi masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 2 kilometer (km) dari kawah.

Baca Juga

"Diiimbau bagi wisatawan yang akan berlibur ke pantai di sekitar Banten dan Lampung harap mematuhi anjuran PVMBG di atas. Wilayah sekitar pantai yang berjarak lebih dari 2 km dari AGK dinyatakan aman untuk dikunjungi," kata Kepala Pusdatinkom BNPB  Agus Wibowo seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (31/12).

Kendati demikian, ia meminta masyarakat tetap harus selalu waspada dan mengikuti informasi dari PVMBG, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan BNPB.

Ia menambahkan, Bupati Pandeglang dan Serang juga sudah menginformasikan hal tersebut kepada media agar diketahui oleh masyarakat luas. Warga harus selalu waspada dan hati-hati, ikuti informasi dari otoritas resmi. 

Kemudian seluruh jajaran seperti BPBD, Camat, Kepala Desa / Lurah dan petugas lapangan diminta selalu siaga. Ia menambahkan, petugas telah siaga di Pos Lapangan Kabupaten Serang di Pantai Anyer, Pos Lapangan Kabupaten Pandeglang di Shelter Labuan, dan Pos Lapangan Kabupaten Lebak di Pantai Bagedur.

Kepala Bidang Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, kini BMKG sudah mengoperasikan 12 sensor seismik di Selat Sunda demi cepatnya informasi gempa dan warning tsunami. BMKG juga mengoperasikan empat radar tsunami dan tujuh water level untuk deteksi tsunami. Kemudian ditambah delapan tide gauge oleh BIG, dua waterlevel ISDL oleh KKP dan satu Buoy oleh BPPT.

"Untuk setingkat kawasan 'lokal' Selat Sunda, sistem mitigasi yang dibangun ini adalah yang paling lengkap; tidak saja di Indonesia, tetapi bahkan dunia," katanya.

Ia menambahkan, semua ini diupayakan demi keamanan dan keselamatan masyarakat di Banten dan Lampung, khususnya mereka yang tinggal dan memiliki usaha, serta pariwisarta di sepanjang tepian pesisir Selat Sunda.

Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat yang akan berlibur ke kawasan Pesisir Banten dan Lampung agar tetap tenang dan selalu siaga serta mengikuti informasi dari otoritas resmi.

"Ayo tingkatkan kapasitas diri dan pahami potensi bencana yang ada disekelilingmu, dengan aplikasi InaRISK yang dapat diunduh di Android atau IPhone," ujarnya.

Selain itu, ia meminta masyarakat membudayakan mengecek potensi bencana dimanapun masyarakat berada, agar selalu siap untuk selamat dan menjadi budaya sadar bencana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement