REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Tahun 2020 menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk melakukan perbaikan di berbagai sektor. Menurut Ustaz Cholidi Asadil Alam sepanjang 2019 bangsa Indonesia diuji dengan berbagai permasalahan. Seperti panasnya gejolak politik sebelum dan pasca pilpres hingga membuat elemen masyarakat terkotak-kotak, masifnya perkembangan industri dan usaha digital yang perlahan menggerus pelaku usaha konvensional, hingga berubahnya habit generasi milenial yang sangat menggandrungi media sosial.
Namun demikian, menurut Cholidi perlahan-lahan hal itu berhasil dilalui setiap elemen bangsa. "2020 adalah tahun perbaikan, semua lini bangsa ini saatnya memperbaiki. Karena tahun 2019 sudah puncaknya kita menghadapi era distrubstion, tekonlogi juga begitu masif, muncul gejolak di medsos, berpindahnya target market, pascapilpres kemarin kondisi yang tadinya panas sekarang turun tensinya dan melebur, dan saya lihat di 2020 masyarakat Indonesia sudah stabil dengan itu semua, kita tidak kaget lagi dengan perubahan tidak gampang takjub karena kita sudah banyak belajar," kata ustaz Cholidi disela-sela menghadiri Dzikir Nasional 2019 di Masjid At Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Selasa (31/12) malam.
Perubahan-perubahan yang terjadi di 2018 terutama dibidang teknologi menurut Ustaz Cholidi sekaligus menjadi tantangan khsusnya bagi para pendakwah. Menurut Ustaz Cholidi kedepannya pendakwah harus lebih cepat memperbaharui informasi dan merespon setiap isu yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, para pendakwah harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam menyampaikan dakwahnya.
"Tantangannya mungkin 2020 itu harus lebih peka terhadap isu yang beredar, kita harus lebih belajar dengan apa yang terjadi di masyarakat. Bagaimana kita berdaptasi dengan hal hal saat ini, bagaimana menyampaikan dakwah islam kekinian," katanya.
Republika menggelar Dzikir Nasional 2019 di tiga lokasi secara bersamaan. Yakni di Masjid At Tin TMII Jakarta, Masjid Pusdai Bandung, dan Masjid Jogokariyan Yogyakarta.