Kamis 02 Jan 2020 12:02 WIB

Ansu Fati, Talenta Muda Rendah Hati Milik Barcelona

Ansu Fati menuju Camp Nou dengan naik kereta bawah tanah menuju stadion.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Israr Itah
Ansu Fati (kiri) dan Frenkie de Jong.
Foto: EPA/Toni Albir
Ansu Fati (kiri) dan Frenkie de Jong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang pernah mengatakan hal-hal baik kepada Ansu Fati pada Juni 2019 tentang yang akan terjadi padanya di musim berikutnya. Selama waktu itu, Ansu merenungkan pembaruan kontrak dengan Barcelona yang berpotensi gagal. Semua hambatannya dengan cepat sirna dan dari sana hidup Ansu ikut benar-benar berubah. Ramalan seseorang itu pada Ansu mulai terbukti.

Musim ini akan menjadi tahun yang tak terlupakan untuk Ansu Fati. Debutnya bersama tim utama Barcelona, gol pertamanya bersama Blaugrana, panggilanya ke timnas Spanyol U-21, debutn di Liga Champions dan menjadi pencetak gol termuda di kompetisi itu serta perpanjangan kontrak bernilai jutaan euro. Semua terangkum dalam satu musim

Baca Juga

Namun, dengan semua impian seluruh pesepak bola muda yang menjadi nyata, Ansu masih anak laki-laki normal yang rendah hati. Ia nyaris tidak mengubah cara hidupnya. Saat pelatih Barcelona Ernesto Valverde memanggilnya ke tim utama, Ansu pergi ke Camp Nou dengan kereta bawah tanah. Hal itu sudah biasa dilakukannya.

Ketika dia pergi ke La Masia (Akademi Muda Barcelona) keesokan harinya, dia diberitahu tentang perjalanannya ke stadion yang menjadi halaman depan semua surat kabar. Ia kaget menjadi terkenal.

"Aku perhatikan bahwa semua orang menatapku sedikit," jawab Ansu polos dilansir dari Marca, Kamis (2/1).

Bukti bahwa ketenaran tidak lantas membuatnya sombong. Contoh di atas bukan satu-satunya contoh kerendahan hatinya.

Valverde kagum padanya dalam sesi latihan pertamanya. Ansu mencetak empat gol dan menunjukkan kepercayaan diri yang tidak biasa untuk anak laki-laki yang baru berusia 16 tahun.

Dengan cedera Lionel Messi, Luis Suarez, dan Ousmane Dembele, Ansu terus berlatih dengan tim utama. Meskipun ia masih dianggap sebagai pemain muda.

Pada hari ketika Barcelona sedang berbaris untuk foto tim mereka, Ansu disuruh pergi dengan tim B. Padahal dalam hati dia ingin menjadi bagian dari foto itu karena sudah merasa bagian dari tim.

Hidup telah berubah total untuk Ansu dalam enam bulan terakhir. Dia telah menjadi bintang, memperbaiki kontraknya sekali lagi dengan bonus besar dan gaji yang akan naik jika dia menjadi anggota tetap tim utama.

Akan tetapi, dia belum mengabaikan studinya. Itu berlaku untuk seluruh penghuni La Masia, di mana para pemain tidak diperbolehkan menyerah di sekolah.

Ansu ingin belajar bahasa, khususnya Inggris dan Prancis. Klub menyarankannya untuk mengambil Bahasa Inggris yang pertama, kemudian Prancis.

Rutinitas normal yang dilakoni anak muda itu mengejutkan. Banyak pihak berusaha untuk mempercayainya. 

"Dia anak yang sangat membumi dan baik," kata orang-orang di dalam klub yang mengenalnya dengan baik. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement