BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Swafoto antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Wali Kota Bogor Bima Arya di Bendung Katulampa ramai diperbincangkan di sosial media, Kamis (2/1/2020).
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Bogor Rudiyana menyatakan, keterangan foto yang diunggah akun Twitter @gunromli milik Guntur Romli itu tidak ada kaitannya dengan bencana yang terjadi di awal 2020.
Dalam foto tersebut terlihat Anies Baswedan dan Bima Arya tengah berswafoto di Bendung Katulampa, Bogor Timur. Foto tersebut diambil saat kunjungan Anies ke Kota Bogor pada 12 Februari 2018.
AYO BACA : Bencana Alam Akibatkan 7 Desa di Bogor Terisolasi
Namun, akun Gunromli mengunggah kembali pada 2 Januari 2020 dengan keterangan “Cengar cengir selfie di tengah warga Jakarta yang kebanjiran.”
Menanggapi itu, Rudiyana mengaku sangat prihatin dan menyayangkan hal tersebut terjadi. Menurut Rudiyana, bencana alam yang terjadi di awal tahun ini harusnya menjadi duka bagi semua, bukan dimanfaatkan untuk menebar kabar bohong atau hoaks, terlebih dikaitkan dengan urusan politik.
“Kami sangat menyayangkan masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk menebar hoaks,” ujar Rudiyana, Kamis (2/1/2019).
AYO BACA : Korban Meninggal Akibat Bencana di Bogor Terus Bertambah
Rudiyana menjelaskan, swafoto saat itu dilakukan sebagai momentum baik antara Pemprov DKI dengan Pemkot Bogor dalam hal upaya pencegahan banjir. Saat itu, Pemprov DKI berkomitmen untuk menganggarkan pembangunan kolam retensi di kawasan Cibuluh, Bogor Utara di atas lahan seluas 1,6 hektare yang diharapkan bisa menampung 21.000 meter kubik air.
“Foto tersebut benar, tapi sudah dua tahun lalu. Kondisinya saat itu tidak banjir, bahkan bisa dilihat dari background debit air yang menunjukan normal. Jadi, keterangan foto bahwa Pak Gubernur cengar-cengir selfie dengan Pak Wali di tengah banjir adalah salah dan tidak ada hubungan dengan konteks banjir pada awal tahun 2020,” katanya.
Dia mengatakan konten hoaks tersebut masuk dalam kategori false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah.
"Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada," kata Rudiyana.
Sementara Guntur Romli dalam akun Twitternya mengaku bahwa unggahan foto itu merupakan bentuk satir. "Ada yg mau bantah selfie 2 orang ini di tengah warga Jakarta kebanjiran tahun 2018? Terus saya pakai satire unt kontek saat ini | Kamu gak akan ngerti, krn kamu dungu aja belum," ujar dia.
AYO BACA : Jembatan Tergerus Sungai, 3 Kampung di Bogor Terisolasi