Hujan yang turun di sebagian kawasan terbakar di negara bagian Victoria sedikit membantu upaya memadamkan api. Namun suhu udara akan memanas lagi pada hari Kamis mendatang, sehingga masyarakat diperingatkan tetap untuk waspada.
Sejauh ini di negara bagian Victoria sudah dua warga yang meninggal. Satu juta hektare lahan terbakar dengan sedikitnya 110 properti hancur.
Hujan turun di kawasan timur Victoria sejak hari Minggu (5/01), petugas pemadam kebakaran mengatakan hanya akan membantu sedikit sebelum cuaca panas akan kembali pertengahan pekan nanti.
Diperkirakan hujan dengan curah 10 mm kembali turun di kawasan East Gippsland dan sekitarnya hari ini (6/01).
Di kawasan Timur Laut Victoria, sejak kebakaran pekan lalu, 130 ribu hektar lahan musnah dan berbagai properti hancur di daerah Cudgewa, Corryong, Tintaldra dan Towong.
Warga telah mendapat peringatan bahwa kebakaran semak akan menjadi terus terjadi sampai dua bulan ke depan.
Petani yang telah kembali ke tempat tinggal mereka menemukan tidak hanya lahan dan properti yang hancur, tapi juga ternak yang mati dengan jumlah mencapai puluhan ribu ekor.
Komisioner Penanggulangan Masalah Darurat Victoria, Andrew Crisp mengatakan hujan yang turun semalaman mencegah api menyebar namun membuat petugas kesulitan dengan medan yang basah.
Tentara Australia sudah dikerahkan untuk membantu warga dengan mengirimkan telepon satelit dan pasokan makanan ke komunitas yang tinggal di kawasan terpencil, termasuk di kawasan East Gippsland.
Di Mallacoota yang mengalami kebakaran parah pekan lalu, sekitar 400 orang akan dievakuasi lewat laut hari Senin, sebagai evakuasi terakhir dari kota tepi pantai yang sekarang terisolasi tersebut.
Batuan uang, bukan bantuan barang
Menteri Utama negara bagian Victoria, Daniel Andrews menyerukan agar bantuan yang diberikan kepada korban kebakaran adalah dalam bentuk uang, bukan barang.
Pemerintah negara bagian Victoria sudah mengangkat mantan wakil menteri utamanya, Pat McNamara untuk mengelola dana tersebut dengan dana awal AU$4 juta, atau hampir Rp 40 miliar.
McNamara sebelumnya juga terlibat dalam membantu korban kebakaran hutan yang terjadi tahun 2009 di Victoria.
Ia mengatakan sumbangan akan meningkat dengan cepat dan kebutuhan warga juga akan lebih jelas.
"Banyak keluarga yang kehilangan segalanya." katanya.
"Bila sebuah rumah terbakar habis, maka banyak kebutuhan dasar seperti pakaian dan mempersiapkan anak-anak untuk sekolah," kata McNamara.
Ia mengatakan kebakaran hutan dan semak tahun ini berbeda dengan kejadian di tahun 2009, yang saat itu menewaskan 173 orang dalam satu hari.
"Yang sekarang kejadiannya menjalar, dimana ada kebakaran di hutan milik negara, kemudian menjalar ke daerah pemukiman, dan menghancurkan rumah dan juga menimbulkan korban jiwa," katanya.
"Kita belum lagi memasuki musim puncak kebakaran, jadi kita akan melihat situasi seperti ini selama 4-5 minggu ke depan dan itu yang harus kita tangani." kata McNamara.
Binatang liar juga menjadi korban
Selain korban lahan, properti dan manusia, pihak berwenang juga mengkhawatirkan ratusan binatang yang terancam punah sekarang juga menjadi korban.
Binatang itu termasuk binatang khas Australia, seperti wallaby, selain juga ular dan sejumlah ikan tawar.
James Todd dari Departemen Lingkungan, Tanah, Air dan Perencanaan mengatakan pusat penampungan satwa liar akan dibuat di kawasan Bairnsdale, sekitar 271 km dari kota Melbourne.
"Kami perihatin, kami sudah membuat perencanaan dan melakukan analisa mengenai spesies yang terkena dampaknya." "Masalah yang kita hadapi sangat luar biasa besar." kata Todd.
Sejauh ini diperkirakan jutaan satwa musnah karena kebakaran semak musim ini.
Ternak, binatang peliharaan, termasuk yang diperjualbelikan untuk keperluan bisnis juga harus diselamatkan.
Brett Hadden, misalnya, memiliki bisnis yang dijalankan selama musim dingin dengan menggunakan anjing jenis huskie untuk menarik kereta salju.
Ia berhasil membawa sekitar 60 ekor huskie miliknya mengungsi dari kawasan pegunungan Mount Buller ke Omeo.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini