REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa sejumlah daerah di Provinsi Jabar, DKI Jakarta dan Banten memicu Bank BJB giat menyalurkan bantuan hingga mendirikan pos bantuan. Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) menyebut Kabupaten Bogor dan Lebak menjadi lokasi bencana terparah.
Di kedua daerah itu, puluhan orang meregang nyawa dan belasan ribu lainnya harus mengungsi akibat serangkaian bencana. Atas musibah itu, Bank BJB kembali memberikan bantuan kepada yang terdampak bencana.
Sebelumnyapun, Bank BJB memberikan bantuan kepada masyarakat di Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Jakarta, Tangerang dan Kabupaten Lebak. Kali ini, Bank BJB melalui Serikat Karyawan (Sekar) Bank BJB mendirikan dua posko bantuan korban bencana banjir dan longsor di Kecamatan Sukajaya dan Cigudeg di Kabupaten Bogor, serta di Kampung Cikomaro, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak.
Posko bantuan Bank BJB
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menjelaskan, bantuan posko ini akan berdiri selama 10 hari, terhitung sejak 7 Januari 2020. Jika kondisi darurat masih berlangsung dan bantuan tetap dibutuhkan masyarakat, papar dia, tidak menutup kemungkinan pembukaan posko bantuan akan terus berlanjut.
‘’Bantuan ini kami berikan sebagai bentuk keprihatinan dan simpati kami kepada seluruh masyarakat yang terdampak bencana, khususnya di wilayah Bogor dan Banten,’’ ujar Yuddy dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (8/1). Pihaknya mencoba untuk berkontribusi setulus hati demi meringankan beban saudara-saudara yang sedang memerlukan bantuan. Posko bantuan Bank BJB, ungkap dia, nantinya akan berfungsi sebagai dapur umum, pos kesehatan, dan pos evakuasi korban.
Pemilihan Bogor dan Lebak sebagai lokasi posko, menurut Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB M As’adi Budiman, ditetapkan atas pertimbangan tingkat dampak bencana yang terparah. Jajaran direksi Bank BJB, papar dia, sempat mengunjungi langsung lokasi posko di Bogor dan Lebak.