REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengingatkan bahwa konflik antara Amerika Serikat dan Iran yang memanas berpotensi meningkatkan harga minyak dunia
"Bagi Indonesia, tentu kita akan melihat di satu pihak perbedaan antara palm oil dan gasoiln jadi menyempit," katanya di kantornya di Jakarta, Rabu (8/1).
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi tersebut akan menimbulkan konsekuensi terhadap perbedaan harga minyak di pasaran. Meski begitu, pemerintah akan terus memantau situasi dan perkembangan lanjutan di kawasan Timur Tengah tersebut.
Sementara itu, serangan balik Iran ke basis militer AS memicu melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, dibuka melemah seiring serangan balik Iran ke basis militer AS di Irak.
IHSG dibuka melemah 30,9 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.248,44. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,54 poin atau 0,74 persen menjadi 1.007,1.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah, mengatakan ketidakpastian kesepakatan perdagangan tahap satu dan tensi geopolitik Timur Tengah yang masih tinggi tetap dapat memberatkan bagi pasar global untuk bergerak ke zona hijau.
"Sementara itu, katalis positif dari dalam negeri terbatas, ditambah saham AS pada perdagangan Selasa ditutup melemah. Akibat kumulasi sentimen negatif tersebut diperkirakan IHSG pada hari ini rentan terkoreksi," ujar Alfiansyah.
Iran menggempur pangkalan udara Irak al Asad pada Rabu pagi, yang menampung pasukan Amerika Serikat, beberapa jam seusai pemakaman komandan militer Iran Qassem Soleimani.
Jenderal itu meninggal dalam serangan pesawat nirawak di Baghdad dan kematiannya meningkatkan kekhawatiran perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah menerima laporan singkat soal serangan terhadap fasilitas AS di Irak dan sedang memantau situasinya, kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.