REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Pada 9 Januari 1945, Jenderal Douglas MacArthur bersama dengan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mendarat di Teluk Lingayen, Luzon, Filipina. Pasukan AS kemudian menyerang wilayah tersebut dalam langkah mengusir cengkeraman Jepang dari Filipina yang berkuasa sejak tiga tahun sebelumnya.
Dilansir History, upaya pasukan telah dimulai pada Oktober 1944. Lebih dari 100 ribu tentara AS mendarat di pulau lain dalam pertempuran mengusir Jepang. AS dan tentara Jepang juga bertempur di laut. Untuk menaklukan pulau itu butuh 67 hari. Tercatat, 55 ribu tentara Jepang tewas dalam dua bulan sementara dari pihak AS 3.500 tewas.
Kemenangan AS di darat dan laut itulah yang membuka pintu bagi pendaratan lebih dari 60 ribu tentara Amerika di Luzon pada 9 Januari. Kala itu, MacArthur berjalan turun dari kapal ke darat untuk menyambut orang-orang Filipina yang bersorak sorai.
Kemudahan awal pekan pertama prajurit AS di darat dijelaskan ketika mereka menemukan jaringan pertahanan yang rumit dari gua dan terowongan yang dibuat oleh Jepang di Luzon. Gua itu dibangun dengan tujuan untuk menarik prajurit AS masuk ke pedalaman, sementara memungkinkan Jepang untuk menghindari pengeboman awal dari invasi.
Begitu Amerika mencapai mereka, Jepang berpikir keras, dan yakin bahwa mereka mengarahkan pasukan Amerika menjauh dari tanah air Jepang. Terlepas dari upaya terbaik mereka, Jepang kalah dalam pertempuran di Luzon dan akhirnya Jepang kalah dalam pertempuran untuk menguasai seluruh Filipina.