Kamis 09 Jan 2020 13:13 WIB

Aktivitas Ekonomi Warga Lebak Belum Normal

Sejumlah rumah warga Lebak hanyut diterjang banjir bandang.

Aktivitas Ekonomi Warga Lebak Belum Normal. Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Naguya, Lebak, Banten.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Aktivitas Ekonomi Warga Lebak Belum Normal. Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Naguya, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan aktivitas ekonomi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor hingga sembilan hari terakhir belum normal.

"Warga yang terkena bencana alam hingga kini masih tinggal di posko pengungsian," kata Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Kamis (9/1).

Baca Juga

Masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor terdapat di enam kecamatan, antara lain Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Curugbitung, Maja, dan Cimarga. Mereka masih bertahan di posko pengungsian dan belum kembali ke permukiman.

Apalagi, ribuan rumah mereka rusak berat dan di antaranya hilang diterjang banjir bandang dan tanah longsor. Warga umumnya berprofesi sebagai pedagang, pengemudi ojek, petani, dan perajin gula aren.

"Kami melihat kegiatan ekonomi masyarakat di pemukiman yang terdampak bencana alam tampak sepi ditinggal penghuni," katanya.

Menurut dia, masyarakat yang terdampak bencana alam itu kebanyakan sumber mata pencaharian ekonominya pada sektor pertanian dan perkebunan. Bencana banjir bandang dan tanah longsor cukup besar hingga mengakibatkan 1.420 rumah rusak berat, 472 rusak ringan, dan 10 orang meninggal dunia.

Selain itu, 17.200 warga mengungsi di delapan posko pengungsian di enam kecamatan. "Kami akan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat dengan merealisasikan pembangunan jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang dan longsor," katanya.

Sejumlah warga di Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira mengatakan mereka belum bisa kembali ke rumah untuk melakukan kegiatan ekonomi karena kondisi permukimanya hilang dan menjadi aliran Sungai Ciberang. Bahkan, rumah mereka hanyut sehingga terpaksa tinggal di posko pengungsian.

"Kami merasa bingung tinggal di pengungsian dan hanya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk pembangunan tempat tinggal itu," kata Ahmad, warga Desa Calungbungur Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement