REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Boeing merekomendasikan pilot menerima pelatihan simulator penerbangan 737 Max. Rekomendasi tersebut didasarkan pada perubahan pesawat, hasil tes, dan komitmen agar 737 Max dapat kembali mengudara dengan aman.
Kepala Eksekutif Boeing, Greg Smith, mengatakan Boeing memutuskan untuk merekomendasikan pelatihan simulator 737 Max agar bisa mendapatkan kepercayaan publik dan maskapai penerbangan. Keputusan akhir tentang sifat pelatihan akan menjadi tanggung jawab regulator termasuk Administrasi Penerbangan Federal (FAA).
Juru bicara FAA Lynn Lunsford mengatakan, FAA akan mempertimbangkan rekomendasi pelatihan Boeing. Namun hasil akhirnya juga bergantung pada tes yang dilakukan oleh pilot Amerika Serikat (AS) dan pilot asing. Tes ini dirancang untuk membantu regulator menentkan pelatihan penerbangan dan prosedur darurat.
"FAA mengikuti proses menyeluruh, bukan jadwal yang ditetapkan, untuk memastikan bahwa setiap modifikasi desain pada 737 MAX terintegrasi dengan pelatihan dan prosedur yang sesuai," kata Lunsford, dilansir Guardian, Kamis (9/1).
Boeing menyatakan, pilot yang sudah terbiasa menerbangkan pesawat series 737 tidak perlu ikut pelatihan simulator. Mereka hanya membutuhkan kursus komputer dan pelatihan kira-kira satu jam untuk menerbangkan pesawat series Max. Dengan demikian maskapai penerbangan dapat menghemat waktu dan biaya.
Boeing bahkan menawarkan potongan harga kepada Soutwest Airlines sebesar 1 juta dolar AS per pesawat, untuk melakukan pelatihan simulator kepada 10 ribu pilot mereka sebelum menerbangkan 737 Max. Tahun lalu, dewan penasihat teknis FAA sepakat dengan Boeing dan merekomendasikan pelatihan berbasis komputer.
Namun, keluarga korban dari dua kecelakaan fatal yang melibatkan 737 Max meminta pelatihan simulator. Mereka beralasan, pilot perlu melakukan pelatihan simulator karena pesawat 737 Max berbeda denganversi pesawat 737 lainnya.