Kamis 09 Jan 2020 15:44 WIB

Ghosn: Tidak Semua Berita Pelarian Diri Saya Benar

Carlos Ghosn diduga kabur dengan disembunyikan dalam kotak audio.

Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn.
Foto: AP
Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Puti Almas, Antara

Carlos Ghosn mengakui telah melanggar hukum Jepang. Yaitu saat memutuskan untuk melarikan diri dari negara Asia Timur itu menuju ke Lebanon pada pekan lalu.

Baca Juga

Meski demikian, pengusaha itu menegaskan bahwa tidak semua laporan mengenai pelariannya yang tersebar secara luas adalah fakta. “Ada banyak rumor,” ujar Ghosn dalam sebuah wawancara, dilansir CNN, Kamis (9/1).

Ghosn mengungkapkan dirinya merasa sangat buruk, terlebih dengan adanya orang yang terseret dalam kasus ini karena membantunya kabur. Orang-orang itu berpotensi menghadapi penuntutan di Turki, negara yang menjadi tempat saat ia transit saat melarikan diri dari Jepang.

“Kami tahu sejak awal risikonya. Anda tahu bagaimana terlibat dalam operasi seperti ini, saya tahu risikonya dan tahu apa risiko dari semua orang yang mendukung,” jelas Ghosn.

Ghosn merupakan seorang pengusaha Brasil-Lebanon yang pernah menjabat sebagai kepala dan CEO Nissan, perusahaan mobil dari Yokohama, Jepang. Pria berusia 65 tahun itu juga diketahui memegang posisi yang sama di Renault.

Dalam penampilan publik pertamanya sejak melarikan diri pada Rabu (8/1), Ghosn mengecam penangkapannya sebagai dari persekongkolan untuk menggulingkannya dari kekuasaan di Nissan. Ia mengatakan bahwa keputusan meninggalkan Jepang dibuat setelah diirnya merasa telah menghadapi persidangan yang tidak adil.

"Saya meninggalkan Jepang karena saya mencari keadilan dan saya ingin membersihkan nama saya," kata Ghosn.

Ghosn juga menolak adanya pendapat yang merasa bahwa ia akan sulit meyakinkan publik atas nama baiknya, terlebih dengan statusnya yang sempat menjadi buron. Ia mengatakan bahwa akan menjadi suatu hal berbeda saat seorang ‘buron’ melarikan diri dari ketidakadilan.

"Saya tidak berpikir bahwa orang memandang orang yang lari dari Korea Utara (Korut), atau dari Vietnam, atau Rusia di bawah rezim Komunis, sebagai orang yang melarikan diri dari keadilan,” jelas Ghosn.

photo
Mantan CEO Nissan diduga kabur dari Jepang menuju Lebanon dengan bersembunyi di kotak audio. Kotak kemudian dimasukkan ke pesawat pribadi yang sudah menunggu di Bandara Kansai Jepang.

Kabur dari Jepang

Saat ditanya mengenai laporan media yang mengatakan bahwa Ghosn berhasil melewati pihak berwenang Jepang dengan bersembunyi di sebuah kotak peralatan audio dan naik ke pesawat pribadinya, ia justru tertawa. Ia sempat menolak berkomentar, namun kemudian mengatakan bahwa sebuah kebebasan, tidak peduli bagaimana dapat diraih, namun hasilnya selalu indah.

Ghosn diperkirakan berhasil kabur keluar Jepang karena kotak audio tersebut tidak terdeteksi alat pemindai. Alasannya sederhana, kotak tersebut terlalu besar bagi alat pemindai bandara Kansai.

Kotak tempat Ghosn bersembunyi memiliki ukuran lebih dari satu meter. Dikutip dari Business Insider, juru bicara bandara mengatakan bandara tersibuk nomor tiga di Jepang itu sebenarnya memiliki kebijakan membuka barang-barang yang ukurannya besar dan diperiksa secara manual.

Upaya penyelundupan Ghosn keluar dari Jepang disebut dilakukan oleh tim terdiri dari 15 orang. Mereka bolak balik Jepang selama 20 kali dalam tiga bulan untuk merencanakan penyelundupan Ghosn. Tim mencari celah di 10 bandara dengan pengamanan terlemah.

Anggota tim terdiri dari jasa keamanan swasta Amerika. Istri Ghosn, Carole, dikabarkan terlibat perencanaan kabur. Tapi Ghosn sudah membantah keterlibatan istrinya.

Pesawat yang membawa Ghosn lalu transit di Bandara Ataturk Istanbul. Dari sana mereka naik pesawat jet pribadi ke Lebanon dan mendarat 30 Desember 2019.

Pihak berwenang berusaha mencari tahu bagaimana Ghosn berhasil lolos. Pekan lalu, kepolisian Turki melakukan investigasi dan menahan tujuh orang atas dugaan keterlibatan dalam membantu pengusaha itu. Dalam sebuah laporan, seorang operator jet pribadi Turki mengatakan salah satu karyawannya mengaku memalsukan catatan.

Membawa Kembali Ghosn

Jaksa penuntut Jepang mengatakan akan mengambil tindakan apapun untuk membawa terdakwa Ghosn ke pengadilan di negara itu. Sebelumnya, Ghosn diketahui bersedia menghadapi persidangan di luar negeri.

"Terdakwa Carlos Ghosn melarikan diri dari Jepang dengan bertindak sedemikian rupa sehingga bisa menjadi kejahatan sendiri. Pernyataannya selama konferensi pers hari ini juga gagal membenarkan tindakannya,” ujar pernyataan Kejaksaan Jepang.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Kehakiman Jepang Masako Mori mengatakan Ghosn telah menyebarkan informasi palsu di negaranya dan internasional. Badan kepolisian internasional (Interpol) sempat merilis red notice yang memperingatkan Pemerintah Lebanon bahwa Ghosn sedang dicari oleh kepolisian Jepang.

Pria berkewarganegaraan Lebanon itu ditangkap di Jepang sejak 2018. Dia dituduh menyembunyikan 80 juta dolar AS pembayaran dari Nissan.

photo
Menteri Kehakiman Jepang Masako Mori berbicara tentang kaburnya Carlos Ghosn dari Jepang kepada media, Kamis (9/1).

Diselidiki di Prancis

Ghosn juga sedang dalam penyelidikan terpisah di Prancis. Penyelidikan ingin mengetahui apakah pesta di istana abad ke-17, Versailles, merupakan keuntungan finansial yang diperolehnya dengan tidak patut.

Ghosn mengatakan, dia awalnya tidak membayar untuk mengadakan pesta keluarga di halaman Istana Versailles. Ia pikir Istana menawarinya penggunaan tempat secara gratis.

Ghosn mengatakan dia yakin penggunaan alasan tempat mewah itu adalah "gestur komersial" dari istana, dengan imbalan sponsor renovasi Renault. Dilansir dari Reuters, Ghosn mengaku terkejut mengetahui penggunaan gedung Grand Trianon, yang terletak di halaman Istana Versailles pada Oktober 2016 itu ditagih ke Renault.

"Catherine Pegard, Kepala Versailles, memberi tahu saya, 'Tn. Ghosn, Anda adalah penyumbang besar, dan bagi rekan-rekan besar kami, kami dapat menyediakan kamar. Jika Anda memiliki pesta pribadi, kami dapat menyediakan kamar.' Saya lalu mengucapkan terima kasih banyak," ungkap Ghosn.

Kantor Pegard di Public Establishment of the Palace, yang mengelola Versailles, masih belum menjawab dan menanggapi pernyataan Ghosn. Beberapa bulan setelah kontaknya dengan Pegard, Ghosn mengatakan dia memutuskan untuk menjadikan istana itu sebagai tempat untuk merayakan ulang tahun istrinya, Carole, yang ke-50.

Acara ini diselenggarakan oleh sebuah perusahaan, katanya. Ghosn mempresentasikan dokumen pada konferensi pers di Beirut yang katanya menunjukkan bahwa penyelenggara telah mendaftarkan biaya menyewa gedung tersebut sebagai "nol Euro".

"Jadi, Anda tahu, ketika saya melihat ini saya katakan, 'ini gestur komersial'," katanya menegaskan.

Ghosn menyampaikan keterkejutannya ketika mengetahui bahwa terdapat biaya sewa 50 ribu Euro dan telah dikurangkan dari apa yang disebutnya "kredit yang diperoleh Renault dari menjadi sponsor Versailles."

"Kami bilang 'ok, kami siap membayar'," kata Ghosn. "Kami berpikir dengan itikad baik ini adalah semacam gestur komersial."

Penyelidikan Prancis dilakukan setelah Renault mengatakan pada Februari 2019, tiga bulan setelah penangkapan Ghosn di Jepang, bahwa mereka telah menemukan bukti dalam penyelidikan internal bahwa pihaknya telah menanggung sebagian biaya perayaan.

Ghosn mengatakan bahwa jika otoritas hukum Prancis ingin berbicara dengannya, dia bersedia untuk bertemu dan bicara dengan mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement