Jumat 10 Jan 2020 00:32 WIB

Warga di Tenggara Australia Didesak Evakuasi Diri

Kebakaran hutan di Australia meluas dan disertai cuaca panas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Warga di Tenggara Australia Didesak Evakuasi Diri. Seekor kanguru tampak di semak di kawasan Canberra, Australia, yang diselimuti kabut asap kebakaran.
Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
Warga di Tenggara Australia Didesak Evakuasi Diri. Seekor kanguru tampak di semak di kawasan Canberra, Australia, yang diselimuti kabut asap kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mendesak warganya di wilayah tenggara mengevakuasi diri. Hal itu sehubungan dengan meluasnya kebakaran hutan disertai cuaca panas.

Menteri Pertama Negara Bagian Victoria Daniel Andrews menyerukan warganya tetap waspada menjelang kondisi ekstrem. "Jika Anda menerima instruksi untuk pergi, maka Anda harus pergi. Itu satu-satunya cara menjamin keselamatan Anda," katanya, Kamis (9/1).

Baca Juga

Kepala Pemadam Kebakaran Australia Selatan Mark Jones telah mengeluarkan imbauan serupa. "Saya mendesak semua orang memperhatikan peringatan, mengikuti saran, dan menuju ke bagian timur pulau, yang dianggap aman pada saat ini," ujar Jones.

Seruan itu dia tujukan kepada warga yang tinggal di Kangaroo Island. Sepertiga wilayah di pulau tersebut telah terlahap api.

Penduduk kota pesisir Mallacoota, tempat ribuan orang terdampar di pantai hingga berhari-hari hingga evakuasi militer tiba, termasuk di antara mereka yang diminta mengevakuasi diri. "Jika kami mengungsi, ke mana kami pergi?" kata salah seorang warga, Mark Tregellas.

Otoritas Australia telah memperingatkan kebakaran hutan kemungkinan akan terus meluas. Hal itu didorong suhu tinggi, angin, dan kemarau tiga tahun.

Dibutuhkan hujan dengan intensitas tinggi untuk dapat memadamkan atau setidaknya mengurangi kebakaran hutan. Namun, Badan Meteorologi Australia belum melihat tanda-tanda akan adanya hujan lebat dalam beberapa bulan mendatang.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah menjanjikan dana sebesar 1,4 miliar dolar AS kepada National Bushfire Recovery Agency yang baru dibentuk. Sementara itu, beberapa negara telah berinisiatif membantu Australia menangani kebakaran hutan.

Sekitar 100 petugas pemadam kebakaran dari AS dan Kanada telah dikerahkan ke negara tersebut. Sebanyak 140 personel lainnya diharapkan tiba di sana dalam beberapa pekan mendatang.

Malaysia juga telah menyetujui rencana mengirim 65 personel pemadam kebakaran dan regu penyelamat ke Australia. Penempatan mereka sedang menunggu persetujuan otoritas di negara tersebut.

Kebakaran hutan di Australia telah menyebabkan 27 orang tewas. Sementara ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Daerah yang paling parah dilanda kebakaran adalah New South Wales. Setidaknya 1.870 rumah di daerah tersebut hancur terlahap api.

Kebakaran juga turut mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati di Australia. Menurut ahli ekologi dari University of Sydney, setidaknya satu miliar hewan telah terbunuh atau terluka. Banyak di antaranya merupakan hewan langka atau terancam punah.

Program pemantauan cuaca Uni Eropa, Copernicus, kebakaran hutan Australia menghasilkan 400 megaton karbon dioksida. Asap pekat telah melayang melintasi Pasifik dan mempengaruhi kota-kota di Amerika Selatan. Badan Meteorologi PBB bahkan menyebut asap kebakaran mungkin telah mencapai Antartika.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement