Ahad 12 Jan 2020 11:13 WIB

Regulator AS Denda Boeing Soal Suku Cadang Rusak 737 MAX

Boeing dituduh gagal mencegah pemasangan bagian yang rusak pada pesawat 737 MAX.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolanda
Proses perakitan pesawat Boeing 737 di Renton, Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Proses perakitan pesawat Boeing 737 di Renton, Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pada Jumat (10/1) lalu mengatakan pihaknya berencana untuk mengenakan denda terhadap perusahaan pembuat pesawat terbang asal AS, Boeing, sebesar 5,4 juta dolar AS. Boeing akan dikenakan denda lantaran dituduh gagal mencegah pemasangan bagian yang rusak pada pesawat 737 MAX.

FAA menuduh Boeing gagal mengawasi pemasokya secara memadai guna memastikan mereka mematuhi sistem jaminan kualitas perusahaan.

"Boeing dengan sadar telah menyerahkan pesawat untuk sertifikasi kelaikan udara akhir kepada FAA setelah menentukan bahwa bagian-bagian itu tidak dapat digunakan karena kegagalan dalam uji kekuatan," demikian pernyataan FAA, seperti dilansir Reuters, Ahad (12/1).

FAA mengajukan hukuman sipil sebesar 3,9 juta dolar AS terhadap Boeing untuk masalah yang sama pada Desember 2019 lalu. Boeing saat itu dituduh untuk masalah yang sama pada sekitar 130 unit pesawat 737 pesawat NG, yang merupakan generasi sebelumnya dari 737.

Pesawat 737 MAX telah dihentikan dari penerbangan sejak Maret 2019 lalu, setelah dua kecelakaan fatal menewaskan 346 orang. Karenanya, catatan keselamatan Boeing pada sejumlah masalah mendapat sorotan dari anggota parlemen dan FAA.

Namun demikian, Boeing menyatakan jika masalah suku cadang tidak terkait dengan kecelakaan tersebut. Pada Juni 2019 lalu, FAA mengungkapkan bahwa 300 pesawat NG dan 737 MAX berpotensi mengandung komponen yang diproduksi secara tidak benar. FAA juga mengatakan, bahwa bagian-bagian ini harus segera diganti.

Menurut FAA, bagian-bagian yang dipermasalahkan adalah trek di tepi depan sayap yang digunakan untuk memandu pergerakan bilah yang memberikan pengangkatan tambahan saat lepas landas dan mendarat. Masalah ini dapat mengakibatkan slat menabrak pesawat, berpotensi mengakibatkan cedera pada penumpang atau membuat pendaratan tidak aman.

Sementara itu, pada Jumat lalu Boeing mengatakan pihaknya telah mengetahui adanya penalti yang diajukan tersebut. Namun, mereka belum melihat adanya masalah dalam layanan dengan suku cadang, yang dicakup oleh buletin layanan dan petunjuk kelaikan udara.

"Kami akan memastikan bahwa semua inspeksi dan penggantian bagian yang diperlukan dilakukan pada 737 MAX sebelum kembali ke layanan. Kami belum diberitahu tentang masalah dalam layanan yang terkait dengan trek slat sendiri," kata Boeing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement